Pemprov NTB Gaungkan Program Keanekaragaman Konsumsi Pangan

oleh -16 views
ilustrasi beras
Ilustrasi Beras - Foto : Dok. Istock

Panennews.com – Naiknya harga beras di Indonesia, termasuk di Provinsi NTB, maka Pemprov NTB kembali menggaungkan program keanekaragaman konsumsi pangan.

Asisten II Setda Provinsi NTB, Fathul Gani mengatakan, pemerintah pusat dan pemda kembali mengajak masyarakat untuk menambah pulihan menu di meja makan selain beras. Misalnya mengkonsumsi jagung, ubi, singkong dan bahan makanan pokok lainnya yang mengenyangkan.

“Sekarang kan ada program diversifikasi pangan. Menteri Dalam Negeri sudah gencar melakukan diversifikasi pangan itu. Kenyak tak harus nasi. Jadi jangan kita terlalu tergantung nasi atau beras, ada alternatif lain yang bisa kita laksanakan,” kata Gani, Selasa (10/10/2023).

Baca Juga :   Produksi Susu Nasional, Perkuat Ketahanan Pangan Dan Ekonomi Peternak

Diversifikasi pangan atau penganekaan pangan adalah suatu usaha untuk mengajak masyarakat memberikan variasi terhadap makanan pokok yang dikonsumsi, agar tidak terfokus hanya pada satu jenis saja.

Oleh karena itu, diversifikasi pangan sering disamakan dengan konsep pengurangan konsumsi beras, dengan penggantian makanan pokok yang bukan beras. Manfaat dari diversifikasi pangan yaitu untuk memperoleh nutrisi dengan nilai gizi yang lebih beragam serta seimbang.

Program penganekaan pangan kembali mencuat setelah harga beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia kembali melambung tinggi. Bahkan harga beras medium bisa mencapai Rp14.000 per kg, sehingga Perum Bulog meluncurkan beras SPHP untuk menormalkan harga beras ini.

Baca Juga :   Ternyata Ini 3 Keuntungan Menyimpan Sayuran Dalam Kulkas

Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mendorong diverifikasi pangan dan meminta masyarakat Indonesia jangan hanya fokus makan beras.

Kuncinya selain stok beras adalah diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok, tapi juga karbohidrat-karbohidrat yang lain.

Tito menyebut, beberapa di antaranya yakni papeda, sorgum, sagu, jagung, talas, yam, ubi jalar, hingga sukun. Semuanya itu bisa menjadi pengganti beras dan sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.