Masuki Musim Tanam Ke-3, Kementan Pantau Kondisi OPT Bawang Merah

oleh -17 views
IPB2-750x422
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Kondisi pertanaman bawang merah perlu terus dipantau dan diberikan pendampingan, salah satunya untuk mencegah serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Hal itu dibarengi dengan memberikan penanganan segera bagi pertanaman yang sudah terserang. Terlebih di daerah sentra yang menyangga kebutuhan bawang merah nasional seperti Brebes dan Tegal.

“Saya meminta para pimpinan Eselon I dan II untuk menyusun Quick Win terkait Gernas El Nino dan langkah apa yang akan dikerjakan tiga bulan ke depannya. Pendampingan untuk penanganan OPT di pertanaman bawang merah ini penting untuk mendukung Quick Win tersebut, terlebih Brebes adalah sentra bawang merah nasional,” ujar Mentan Amran, Selasa (31/10/2023).

Sementara itu, Tim Perlindungan dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian menggandeng dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk datang langsung melakukan survei OPT ke sentra bawang merah di Brebes dan Tegal, pekan lalu.

Baca Juga :   14,9 Ton Rempah Maluku Laris Ekspor Di Pasar Belanda

Koordinator POPT di Kabupaten Brebes, Maryadi menyampaikan bahwa di bulan Juli, petani dan POPT menemukan thrips di 3 (tiga) desa, salah satunya di Desa Jagalempeni, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.

Namun, saat itu jumlahnya tidak banyak karena pertanaman masih sedikit. Serangan ini mulai muncul kembali pada September.

“Memasuki musim tanam ketiga di bulan September dan tanaman berusia di atas 25 hari, muncul gejala serangan thrips lagi. Gejalanya ada guratan di pangkal daun dan kali ini populasi cukup banyak. Kami terus mengupayakan berbagai alternatif penanganan,” jelas Maryadi.

Lebih jauh, Ketua Kelompok Tani Uman Jaya 1, Sultoni mengungkapkan pertanaman bawang merah miliknya menjadi salah satu yang terdampak dari serangan OPT ini. Pertanamannya diserang mulai masa pemupukan kedua, antara usia tanaman 25-30 hari.

Baca Juga :   Wamentan Dorong Percepatan Tanam di Kabupaten Grobogan Seluas 80,1 Hektare

“Tanda-tandanya itu ada bopeng pada daunnya. Lalu mulai kuning dan lama-lama mengering. Serangan ini pastinya berpengaruh ya terhadap produktivitas. Biasanya dari lahan ini bisa menghasilkan 12-13 kuintal, sekarang hanya 9 kuintal,” ujar Sultoni.

Lebih lanjut, Koordinator POPT Sayuran dan Tanaman Obat, Wita Khairia memaparkan, dari hasil survei di lapangan, memang benar ditemukan OPT berupa thrips di pertanaman bawang merah.

“Dari hasil pengamatan hari ini, tepatnya di Desa Jagalempeni dan Desa Kebogadung, kami menemukan OPT thrips. Tanaman yang terserang bergejala daunnya pirang dan mengering. Langkah lebih lanjut, kami akan membawa tanaman yang terserang untuk diteliti di laboratorium IPB untuk diidentifikasi dan akan mengadakan FGD bersama para ahli dari IPB untuk merumuskan penanganan dan antisipasi yang tepat,” terang Wita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.