Panennews.com – Banyak cara masyarakat Lombok, khususnya para pelajar yang masih duduk dibangku SMA/SMK sederajat untuk mengolah bahan baku dasar dari hasil pertanian agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya menjadi sebuah kreasi kuliner apalagi dimulai dari jenjang pendidikan SMA/SMK.
Seperti yang dilakukan di SMK Pertanian Pembangunan (SMK PP) Mataram, NTB dalam memperengati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan menuangkan ide-ide kreatif membuat “dulang” mauled dengan memanfaatkan bahan baku pertanian yang ada di sekitar untuk diolah sebagai sajian.
Puluhan dulang berjejer di tengah siswa, guru-guru, dan tamu undangan SMK PP Mataram. Dulang-dulang ini penuh isi, di atasnya ditutup tembolak, yaitu penutup sajian dari daun lontas hasil kerajinan lokal.
Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lombok sangat identik dengan dulang (sajian) tinggi. Di dalam dulang isinya beragam, dari buah-buahan, panganan olahan lokal seperti opak-opak, renggi, ares, sate, empal daging, kedelai, sate pare, urap-urap, dan aneka panganan olahan dan sayur lainnya. Buah-buahan juga tersaji lengkap.
“Cara ini dilakukan sebagai salah satu dari Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Terlebih sekolah saat ini dipermudah dengan adanya kurikulum merdeka belajar yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan yang mendorong sekolah melakukan inovasi dalam mengembangkan kompetensi siswa,” kata Kepala UPTD SMK PP Mataram Sugiarta, Selasa (10/10/2023).
Menurutnya dengan cara ini mengangkat kearifan lokal, dengan mengolah produk-produk pertanian menjadi bahan jadi. Siswa-siswi didorong membuat kuliner lokal, dengan memanfaatkan hasil-hasil alam yang tersedia di sekitar.
Dengan cara, para siswa mampu mengembangkan potensi diri mengembangkan industri pangan pangan, muaranya, ada potensi nilai ekomomi yang bisa dikembangkan siswa.
“Dengen terbiasa membuat panganan lokal, dari bahan baku yang ada di sekitar kita. Inilah yang kita harapkan, ada proses industrialisasi dilaksanakan. Sehingga ke depan hasil-hasil pertanian kita tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah,” terang Sugiarta.
Ia meminta seluruh siswa harus memiliki kompetensi itu. Karena diharapkan, lulusan-luluusan SMK sekarang dan kedepannya adalah lulusan-lulusan yang berjiwa entrepreneurship dan siap kerja.
“Kalau mereka sudah terbiasa membuat sajian, membuat kuliner lokal, setelah lulus tidak saja mereka hanya bisa masak. Tapi ilmunya ini bisa diterapkan untuk membuka tempat-tempat makan khas lokal misalnya. Lalu kenapa harus dulang, kita berharap, siswa-siswi ini kedepan bisa membuat paket-paket makanan bersama di atas dulang. Itu menarik di daerah-daerah wisata seperti kita di Lombok, NTB,” ujarnya.