Pemerintah Dorong Budidaya Rumput Laut Untuk Kemajuan Ekonomi Di Bali

oleh -45 views
publikasi_1691836603_64d760bb84d3d
Foto : Humas Kemenko Perekonomian

Panennews.com – Akibat pandemi Covid-19, perekonomian di Bali yang bergantung dengan sektor pariwisata mengalami tekanan yang signifikan.

Banyak warga yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Hal ini mendorong masyarakat Bali, khususnya di Nusa Lembongan, kembali menekuni usaha budi daya rumput laut yang telah turun-temurun dilakukan sejak tahun 1984.

Minat masyarakat akan budidaya rumput laut semakin tinggi, mengingat perkembangan Industri rumput laut di dalam negeri tidak bisa lepas dari dukungan ketersediaan pasokan bahan baku yang berasal dari hasil produksi kegiatan budi daya rumput laut.

Dalam kunjungannya ke Provinsi Bali, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, berkesempatan meninjau lokasi budidaya rumput laut di Desa Lembongan, Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Minggu (13/08/2023).

Baca Juga :   Komisi IV Sebut Penyakit Hewan Ternak, Timbulkan Kerugian Ekonomi Masyarakat

Selain itu, Menko Airlangga juga menyempatkan diri untuk berbincang dengan para pembudidaya. Turun langsung ke lahan budidaya rumput laut dengan dipandu oleh Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan pembudidaya rumput laut Nusa Lembongan Wayan Ujiana, Menko Airlangga langsung mempraktekkan cara budi daya rumput laut.

Lebih lanjut, Nusa Lembongan memiliki potensi lahan budidaya rumput laut seluas 157 Ha. Lahan tersebut baru dimanfaatkan sekitar 40%, dengan produksi 160 ton kering per bulannya. Lokasi budidaya rumput laut di Nusa Lembongan ini sudah dicanangkan sebagai program kampung perikanan budi daya rumput laut oleh Pemerintah.

Baca Juga :   Potensi Budidaya Udang Bakau, Raih Keuntungan Fantastis

Awalnya, jumlah pembudi daya rumput laut mencapai 500 orang yang tergabung dalam 18 kelompok. Namun seiring dengan bangkitnya kembali sektor pariwisata pasca pandemi, masyarakat Nusa Lembongan.

Saat pandemi, harga rumput laut mengalami peningkatan sehingga berdampak secara signifikan terhadap perekonomian masyarakat di Nusa Lembongan. Harga rumput laut saat itu mencapai Rp49.000 per kg, tiga kali lipat dari harga rata-rata saat ini.

” Pengembangan industri rumput laut nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan tentunya akan dapat menjadi penghela tumbuhnya ekonomi masyarakat pesisir, wilayah perbatasan, dan daerah tertinggal. Industri rumput laut tersebut akan membuka lapangan kerja, meningkatkan perekonomian daerah ” Tutup Menko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.