Panennews.com – Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama sekitar tiga tahun telah membawa masyarakat kembali menyadari pentingnya hidup sehat, termasuk dengan mengkonsumsi minuman teh.
Kesadaran ini pula yang mendorong kembali merebaknya kebiasaan minum teh. Apalagi budaya minum teh telah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-menurun.
“Sayangnya, popularitas teh di Indonesia saat ini mungkin belum sepopuler kopi terutama pada kalangan generasi muda. Untuk itu diperlukan inovasi dengan racikan yang baru untuk tetap menjaga eksistensi dari teh itu sendiri,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita di Jakarta, Selasa (15/08/2023).
Dirjen IKMA mengapresiasi langkah Asosiasi Artisan Teh Indonesia (ARTI) dan Dewan Teh Indonesia (DTI) yang mendirikan Rumah Teh Indonesia untuk menjaga kelestarian teh Indonesia agar tetap eksis di tengah masyarakat.
Reni menyampaikan, teh artisan adalah salah satu inovasi dalam pengembangan teh yang menawarkan berbagai manfaat dari bahan yang digunakan dan nilai estetika dalam tampilannya. Berbeda dengan produk teh komersil yang didominasi produk industri besar dan perkebunan, teh artisan justru sangat cocok dikembangkan oleh IKM.
Sementara itu, Asosiasi Artisan Teh Indonesia mendefinisikan, teh artisan terbuat dari bahan dasar teh (camellia sinensis) berkualitas tinggi dan alami, sehingga karakter autentik produk teh tersebut sangat terlihat.
Selama ini, industri teh artisan belum banyak terekspos karena masih sedikit penggiat teh yang memberikan edukasi lengkap mengenai wawasan teh Indonesia. Banyak orang mengira teh yang berkualitas tinggi dan premium hanya dapat diimpor dari luar, yaitu dari Eropa dan Asia Timur.
Padahal, setiap teh di suatu negara dan dari kebun yang berbeda tentu memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda. Badan Pusat Statistik mencatat, produksi teh nasional pada 2022 tercatat sebesar 136.800 ton, dengan provinsi produsen terbesar adalah Jawa Barat.
Sebab itu, Reni menilai sebetulnya Indonesia memiliki potensi industri teh artisan yang berkualitas, dengan didukung oleh peremajaan perkebunan dan pengolahan teh dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi digital.
“Untuk itu, Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian juga berkomitmen turut serta mendongkrak perkembangan IKM teh artisan, melalui pembinaan penerapan CPPOB, pembinaan penerapan dan sertifikasi HACCP, keikutsertaan dalam kegiatan Indonesia Food Innovation (IFI), serta fasilitasi pada berbagai pameran tingkat nasional maupun internasional,” tutupnya.