Dengan Urban Farming, Kelompok Tani Di Surabaya Sukses Panen Ratusan Melon

oleh -19 views
Melon
Foto : Getty Images

Panennews.com – Badan Karantina Pertanian dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama dengan Kelompok Tani Kosagrha Lestari memanen ratusan golden melon dan sayur-mayur, di RW 04 Kelurahan Medokan Ayu Surabaya, Selasa (29/08/2023).

Hadir pula di lokasi tersebut Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti.

Kelompok Tani Kosagrha Lestari RW 04 Medokan Ayu memanfaatkan lahan dengan luas 900m2 menjadi lahan produktif guna menghasilkan nilai ekonomi. Mereka kemudian mengajak warga setempat untuk berperan aktif dalam memanfaatkan lahan tersebut, hasil panennya pun dapat diputar untuk proses pembangunan kampung.

Baca Juga :   Tingkatkan Benih, Kementan Sukseskan Pembangunan Nurseri

Oleh karenanya, Wali Kota Eri menyampaikan terima kasih kepada Kelompok Tani Kosagrha Lestari yang sukses mengembangkan pertanian berkonsep urban farming.

Sebab, Kelompok Tani Kosagrha Lestari mampu memanfaatkan fasilitas umum di Kelurahan Medokan Ayu sebagai tempat untuk menghasilkan tanaman dan perikanan yang bisa dikonsumsi warga. Mulai dari sayuran, buah, hingga ikan.

“Bahkan 120 buah melon sudah close order karena sudah habis dipesan. Tadi ketika saya memakan buah melon, itu adalah buah melon termanis yang pernah saya konsumsi,” kata Wali Kota Eri.

Lebih lanjut, Wali Kota Eri meminta kepada jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui DKPP Surabaya, lurah, dan camat dalam proses pengembangan urban farming, khususnya pada varietas golden melon.

Baca Juga :   Meski Dilanda Kemarau, Ekspor Salak Pondoh Di Magelang Tetap Berlanjut

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, meski Kelompok Tani Kosagrha Lestari masih terbilang muda, tetapi mereka memiliki antusias dan semangat yang luar biasa dalam mengembangkan konsep urban farming.

“Kami memberikan pendampingan melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), kemudian membantu beberapa infrastruktur mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik kemudian. Selanjutnya dikembangkan hingga menjadi pertanian terpadu yang terintegrasi dengan pertanian, peternakan, dan perikanan seperti saat ini,” kata Antiek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.