Panennews.com – Reformasi Kalurahan berpotensi menjadi garda depan dalam upaya menjaga inflasi pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski kondisi membaik, risiko El Nino tetap harus diwaspadai.
Hal itu mengemuka dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY, di Yogyakarta, Kamis (15/6/2023).
“Secara umum, Reformasi Kalurahan sudah urgen untuk dilaksanakan seiring predikat DIY sebagai daerah agraris,” ujar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Kalurahan merupakan istilah untuk desa di wilayah DIY sesuai turunan aturan UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY.
Menurutnya, dengan banyaknya eksistensi dan potensi agrikultur di wilayah perdesaan, kalurahan secara otomatis turut pula menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Hal ini tentunya perlu didukung dengan berkembangnya budaya inovasi dan pemanfaatan tenologi informasi. Best practice lelang digital setidaknya telah menjadi salah satu contoh dari manifestasi digitalisasi pertanian,” paparnya.
Ia juga berharap, ke depan, budidaya pertanian tidak berkembang dalam skema subsisten semata, tetapi dikembangkan dalam basis korporatisasi pertanian dengan didukung peran aktif kalurahan.
“Termasuk dengan mengoptimalkan lahan-lahan kas kalurahan untuk memproduksi komoditas-komoditas pertanian,” ujarnya.
Saat ini, ia memaparkan ada beberapa tantangan dalam upaya pengendalian inflasi DIY. Tantangan tersebut antara lain adanya korelasi antara perkembangan inflasi dengan perkembangan wisata.
“Dari perspektif positif, hal ini dapat dipandang sebagai peluang pasar, tentu melalui peningkatan produksi, guna memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat luar daerah,” ujarnya.
Selain itu, meningkatnya aktivitas ekonomi pasca-pandemi, dapat pula direspons oleh para produsen dengan meningkatkan produksi.
“Di sisi lain, saya berharap ada kolaborasi lintas sektor, untuk mengembangkan off taker—atau para penampung produk lokal di DIY. Tentu agar mereka dapat memfasilitasi penyerapan produk lokal dan mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen DIY, sehingga harga yang terbentuk dapat lebih efisien,” ujarnya.
Adapun Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan, menyatakan inflasi tahunan DIY semakin melandai karena didorong deflasi beberapa komoditas pangan seperti aneka cabai.
“Namun dalam kondisi ini terdapat tantangan produksi dan pasokan akibat risiko El Nino dan faktor global,” kata dia.
Untuk mendukung ketahanan pangan, terutama sebagai antisipasi El Nino, GNPIP telah memberikan alsintan dan saprotan ke delapan kelompok tani DIY.
“Selain itu, penguatan digital farming, dan optimalisasi petani milenial untuk mendorong produksi pangan,” ujarnya.