Panennews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis harga gabah dan beras di sejumlah provinsi terus mengalami penurunan.
Hal ini dikarenakan pasokan meningkat dipicu banyak daerah tengah menggelar panen raya.
Diketahui, harga gabah kering panen di tingkat petani pada Maret 2023 menurun sebesar 7,65 persen dam harga gabah kering giling turun 5,99 persen.
Mengenai hal ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa penurunan terjadi karena panen raya di sejumlah sentra sudah merata sehingga produksi padi tahun ini diperkirakan cukup baik.
“Yang pasti kami terus bekerja dan siaga mengawal panen raya tahun ini. Akan tetapi kami juga membutuhkan dukungan dari lembaga dan pihak terkait agar penyerapan gabah berjalan optimal,”. Ungkap Kuntoro, Selasa (04/04/2023).
Selain itu, Menurut Kuntoro, penurunan harga ini juga disebabkan di lapangan saat ini panen raya yang berlangsung di mana-mana.
Dengan demikian, dia meminta adanya kolaborasi cukup kuat antar lembaga, kementerian maupun swasta untuk sama-sama melakukan penyerapan gabah petani dengan harga acuan yang telah ditetapkan.
“Sekali lagi kami katakan semua pihak wajib waspada untuk kebutuhan stok dan untuk menyerap gabah serta menjaga harga di tingkat petani agar tetap stabil dan memberi dampak terhadap kesejahteraan petani,”. Tuturnya.
Sementara itu, saat ini kementan memiliki program jangka panjang, yakni Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) yang berperan dalam penyerapan gabah petani di seluruh daerah.
“Namun peran Kostraling perlu mendapat dukungan dari lembaga dan pihak lain,”.Paparnya.
Lebih lanjut, sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian tetap menjadi penyokong utama bagi perekonomian nasional. Terbaru, BPS merilis kenaikan index kesejahteraan petani melalui nilai tukar petani atau NTP yang mencapai 110,85 atau mengalami kenaikan tinggi sebesar 0,29 persen apabila dibandingkan dengan Februari 2023.
Lebih jauh, Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,53 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya 0,24 persen.