Bazar Ramadhan Stabilkan Harga Beras di NTB

oleh -8 views
Bazar Ramadan di NTB
Tingginya harga beras, Bazar Ramadhan digelar di NTB. (Panennews.com/H Wardi)

Panennews.com – Provinsi NTB dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia tingkat pertumbuhan ekonomi termasuk yang paling tinggi di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur NTB H Zulkieflimansyah di Lombok Barat, Senin (10/4/2023).

“Padahal kita ada gempa, Covid dan lain sebagainya, namun NTB dengan segala tantangan-tantangan dan goncangan kita mampu memperoleh pertumbuhan ekonomi salah satu yang tertinggi di Indonesia,” ujarnya.

Meski demikian, Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB ini mengakui pertumbuhan ekonomi tersebut tidak begitu dirasakan. Namun sayang NTB juga salah satu daerah dengan tingkat inflasi paling tinggi.

Baca Juga :   KKP Catat 195 Kali Dalam Sebulan Ekspor Produk Kelautan dan Perikanan dari Medan

Hal ini bisa dilihat dengan terjadi kenaikan harga-harga secara umum yang terjadi dan dirasakan masyarakat.

Bang Zul menyebut, salah satu penyebab inflasi paling tinggi itu adalah kenaikan harga beras. Masyarakat NTB merasakan harga beras termasuk yang paling tinggi. Harga beras ini tinggi dimana sebelumnya petani dan pedagang di NTB protes karena harga gabah itu rendah.

“Jadi mau nggak mau logikanya banyak pedagang kita lebih memilih untuk menjual gabah dan berasnya di Jawa. Sayangnya hal ini berakibat persediaan beras di NTB menjadi sedikit,” terang Gubernur.

Baca Juga :   Keren, Mahasiswa Ini Ubah Tulang Ikan Jadi Kudapan Yang Lezat

Bang Zul menambahkan, melihat fenomena seperti itu hukum ekonomi mengatakan, jika tersedia barang lebih sedikit dipastikan harganya lebih tinggi.

Karena itu Gubernur mengambil inisiatif untuk bekerjasama dengan Kabupaten/kota se NTB dengan menggelar Bazar bersama.

Hal ini dimaksudkan untuk bisa mengurangi beban masyarakat di bulan Ramadhan terutama ibu-ibu.

“Dengan adanya Bazar apalagi bisa dilakukan di setiap Kecamatan kita harapkan masyarakat mampu membeli komoditas petani kita dengan harga yang lebih kompetitif untuk mengendalikan inflasi kita,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.