Panennews.com – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan produksi karet nasional. Salah satunya melakukan pengendalian penyakit gugur daun secara merata di seluruh Indonesia.
Dirjen Perkebunan Andi Nur Alamsyah mengatakan bahwa pengendalian gugur daun perlu dilakukan agar komoditas karet tetap menjadi komoditas unggulan.
“Pengendalian penyakit gugur daun pada tanaman karet perlu dilakukan secara merata terutama di sentra produksi yang sebagian besar berada di Sumatera dan Kalimantan. Kita akan siapkan program dan kegiatan perlindungan tanaman karet yang lebih sustain,”. Ungkap Nur Alamsyah, Senin, (13/02/2023).
Selain itu, komoditas karet juga perlu dikuatkan untuk menjaga stabilitas harga karet dunia yang terus fluktuatif. Karena itu, ke depan pemerintah akan mengimplementasi penggunaan karet alam untuk konsumsi dalam negeri seperti penyerapan aspal karet untuk Aspal.
“Tetapi kami butuh support dari pelaku Industri, KemenPUPR, KemenHub dan KemenBUMN,”. Tuturnya
Berikutnya, kementan juga akan melakukan peningkatan produksi melalui replanting atau penanaman bibit baru untuk tanaman karet yang sudah tua.”. Tuturnya.
Sementara itu, pengembangan karet melalui APBN 2023 mencapai 6.900 ha yang terbagi melalui kegiatan peremajaan karet seluas 700 ha, perluasan 100 ha dan intensifikasi karet seluas 6.100 ha. Kegiatan peremajaan karet merupakan upaya mengganti tanaman karet yang sudah tua dan tidak produktif.
Lebih jauh, untuk mendongkrak harga karet dunia sekaligus menstabilkannya, pemerintah juga terus mendorong penghasil karet besar dunia lainnya seperti Thailand dan Malaysia agar menjalankan mekanisme AETS dengan membatasi ekspor karet alam dalam kerangka perundingan ITRC.
“Dalam hal ini pemerintah ingin yang terbaik untuk petani, salah satunya dengan cara yaitu mendorong peran UPPB harus ditingkatkan. Petani diupayakan harus mau bergabung dengan UPPB, dan pemerintah secara kontinyu terus mengawal agar kualitas bokar bermutu baik,” .