Panennews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekspor pertanian pada tahun 2022 tumbuh sebesar 10,52 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor pertanian Januari – Desember 2022 mencapai US$ 4,89 Miliar. Sementara periode yang sama pada tahun 2021 tercatat senilai US$4,24 Miliar.
Adapun Kepala BPS Margo Yuwono ungkap, sektor pertanian memiliki share yang cukup baik sebesar 1,61 persen terhadap ekspor non migas. Sementara itu, share terbesar terhadap ekspor non migas masih berasal dari bahan bakar mineral dengan nilai ekspor US$54,98 miliar.
”Secara keseluruhan ekspor non migas sendiri sudah menyumbang 94,51 persen dari total ekspor Indonesia. Adapun jika dilihat dari catatan tahunan, ekspor non migas juga mengalami peningkatan sebesar 25,80 persen,”. Ungkap Margo.
Berdasarkan catatan BPS, Indonesia selama tahun 2022 berhasil membukukan transaksi ekspor senilai US$ 291,98 miliar atau meningkat sebesar 26,07 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia juga surplus US$54,46 miliar.
”Mitra perdagangan Indonesia yang menyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat, India, dan Filipina,”. Tutur Margo.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa kenaikan ekspor terus dipacu melalui berbagai kebijakan dan program jangka panjang lainya. Beberapa di antaranya program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Gratieks dan peningkatan kualitas produksi dalam negeri.
“Kami terus pacu kinerja ekspor pertanian Indonesia agar tetap tumbuh dari waktu ke waktu,”. Tegasnya.
Selain itu, Kuntoro juga menyebutkan, ekspor pertanian Indonesia secara konsisten terus meningkat, termasuk saat pandemi. Berdasarkan data BPS, ekspor pertanian mencapai US$ 3,612 Miliar pada tahun 2019, US$ 4,12 Miliar tahun 2020, dan US$ 4,24 tahun 2021.
”Data ini merupakan preseden yang baik bagi para insan pertanian. Artinya, kinerja sektor pertanian bisa terus meningkat bahkan saat mengalami hambatan dan tantangan,”. Tutup Kuntoro.