Panennews.com – Terjadinya invasi Rusia ke Ukraina ternyata membuat lonjakan harga gandum dunia. Kenaikan harga gandum ini menembus harga tertinggi sejak tahun 2008. Diketahui Rusia merupakan produsen gandum terbesar di dunia, sedangkan Ukraina menempati posisi ke 5. Bahkan keduanya menyumbang sekitar 14% suplai gandum dunia.
Akibat perang tersebut, diprediksi Ukraina tidak akan panen gandum selama setahun penuh. Tentunya hal ini akan berdampak pada beberapa negara tujuan ekspor gandum Ukraina di seluruh dunia.
Lebih lanjut menurut data Badan Pusat Statistik, Ukraina merupakan negara pengimpor gandum terbesar di Indonesia. Diketahui pada tahun 2018 impor gandum Indonesia dari Ukraina mencapai 2,41 juta ton. Kemudian pada tahun 2019 sekitar 2,99 ton, sedangkan pada tahun 2020 tercatat impor gandum dari Ukraina lebih dari 2,96 juta ton. Besaran impor gandum dari Ukraina tersebut menyuplai sekitar 26 persen total impor gandum Indonesia.
Impor gandum dari Ukraina tersebut tercatat menyalip dua negara besar yaitu Kanada dan Australia. Bahkan di tahun 2020 Australia hanya menyuplai gandum ke Indonesia berkisar 830 ribu ton. Hal ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Kanada yang mencapai 2,33 juta ton.
Sementara itu menurut Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman jika invasi Rusia ke Ukraina berhenti pada sekitar 1-2 minggu ke depan, maka potensi kenaikan harganya akan lebih kecil. Menurutnya, umumnya para pengusaha skala besar memiliki stok gandum antara 2 minggu hingga 1 bulan.