Sulut Bebas ASF, Permintaan Daging Babi Meningkat

oleh -75 views
Daging Babi
Foto : Istockphoto

Panennews.com – Memasuki tahun kedua semenjak penyakit demam afrika pada hewan babi, African Swine Flu (ASF) terjadi dibeberapa wilayah tanah air, permintaan pasokan daging babi asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang masih berstatus bebas ini tercatat meningkat.

Dari data lalu lintas produk pertanian, IQFAST Barantan di Karantina Pertanian Manado menunjukan pengiriman komoditas ini ke berbagai provinsi, termasuk hotel, restoran dan pabrik olahan yang menyajikan menu untuk kelompok masyarakat khusus di ibukota, DKI Jakarta.

Sebanyak 104 ton daging babi telah dilalulintaskan sejak awal tahun 2022, atau meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya 34 ton saja.

“Dari data kami, DKI Jakarta masih menjadi tujuan utama untuk daging babi asal Sulut,” kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Kementan, Donni Muksydayan Saragih melalui keterangan tertulisnya, Rabu (9/3).

Baca Juga :   Ibis Karau, Burung Lahan Basah dari Tepi Sungai Mahakam

Menurut Donni, dengan status masih bebas ASF diwilayah kerjanya memberi dampak yang signifikan terhadap peningkatan lalu lintas terhadap komoditas ini. Tentunya menjadi tantangan bersama untuk mempertahankan status ini, tambahnya.

“Selain melakukan pengetatan pengawasan, bersama dengan dinas terkait kamipun gencar lakukan sosialisasi pencegahan ASF, apalagi ternak babi merupakan salah satu komoditas peternakan unggulan di Sulut,” jelas Donni.

Ketua Asosiasi Peternak Babi Sulut, Gilbert Wantalangi menyebutkan pihaknya berharap bantuan semua pihak termasuk masyarakat untuk dapat mempertahankan status bebas ASF di Sulut, agar ia dan para peternak dapat juga berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dimasa pandemi.

Baca Juga :   NTB Butuh Peternakan Sapi Berskala Besar

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementan, Bambang menyebutkan wabah ASF dibeberapa wilayah telah dilakukan penanggulanggannya bersama dengan instansi terkait.

Sementara itu, pihaknya telah menerapkan sistem pencegahan masuknya ASF dari wilayah wabah melalui Mitigasi Risiko Virus African Swine Fever (ASF), Classical Swine Fever (CSF) dan Swine Flu (Influenza A). Dimana setiap unit pelaksana teknis (UPT) di lingkup Barantan wajib melakukan monitoring Influenza A pada babi yang dilalulintaskan di seluruh Indonesia.

“Kedepan, kita perkuat sinergi para pelaku usaha, peternak maupun pemerintah dalam upaya pencegahan masuknya ASF terutama di pintu-pintu pemasukan seperti pelabuhan dan bandara,” pungkas Bambang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.