Panennews.com- Gelar Fokus Grup Diskusi Panen News sororti Ketahanan Pangan di Ibukota Negara Baru, pada hari Kamis 17 Febuari 2022 Bertepat di warung Sadjoe Tebet Jakarta Selatan, acara yang di hadiri peserta secara langsung dan Onlain bertema :”Menilik Sektor Ketahanan Pangan IKN Nusantara “.
acara ini di gelar oleh Panen News dalam serangakaian acara Anniversarry Ke 2 Tahun Media Agribisnis Indonesia Ini pada FGD ini di isi Prof. Dr Ir Dwi Andreas Santosa, MS selaku guru Besar Institute Pertanian Bogor dan Rusli Abdullah Peneliti INDEF di bidang Pangan .
Menurut Prof Dwi Bahwa ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dalam sebuah wilayah maka tidak heran jika singapura sebagai negara dengan ketahanan pangan terbaik dan Indonesia berada dalam ururtan ke 62 dari 115 negara yang Ada .
” ketahanan Pangan Indonesia terus mengalami perbaikan namun harus kita akui banyaknya permasalahan Ketahanan Pangan Di Indonesia hingga kini terus mengalami permasalahan terutama soal Import pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri . pada tahun 2008 dengan data 8 komoditas sebanyak 8 juta ton pada 2018 import pangan kita mencapai 27,6 juta ton bayangkan selama 10 tahun peningkatan hampir mencapai 20 juta ton . ini menunjukan ketergantungan kita terhadap import pangan Sangat besar “.
Masuk kepermasalahan IKN klo kita bicara mengenai Indonesia saja keterkaitan soal Pangan menjadi masalah yang serius nah hingga kini kita ketahui bahwa kita masih terombang ambing mengenai Import pangan sedangkan kalo kita bicara 1 komoditas kedelai kita hingga kini kita mengimport kedelai hingga 92 % belum lagi bawang putih kita yang selalu bergejolak meskipun ada upaya dari menteri sebelumnya untuik swasembada 5 % bawang Putih belum lagi harga minyak 18.000 meskipun sudah ada kebijakan namun belum menunjukan hasil yang signifikan .
bahwa dalam konsep Food Security ketahanan Pangan yang sangat lemah hal ini kita turunkan dalam IKN kalo kita melihat konsep ketahannan Pangan Dari Kalimantan Ini Relatif Lemah seperti harga dari bank Indonesia menunjukan Harga Merah di Pulau Kalimantan Hampir banyak bahan Poko Yang selalu Merah di kalimantan(seperti beras di kalimantan Tengah harganya merah di tunjukan oleh indikator Merah gelap Di Data Bank Indonesia meskipun kita ketahui bahwa kalimantan hampir selalu defidit pangan ) seperti Kita ketahui ada upaya pemerintah soal Food Estate namun belum begitu membuahkan Hasil .
Bahwa Harus Kita Ketahui Bahwa Kalimantan adalah Wilayah yang Hingga saat ini menunjukan defisit Pangan. Tegas Prof Dwi Andreas
Menurut Rusli Abdullah Peneliti Ekonomi Pangan Indef terkait Ibu Kota negara Baru bahwa Jika Ibu kota di jakarta dalam mengalami permasalahan pangan di pulau Jawa ketersedian bahan pokok di tunjang dengan di sekitar Ibu Kota Negara sedangkan kalimantan masih mengalami permasalah Transportasi nya bagaimana karena soal pendistribusian nya terkendala oleh transpotasi yang masih mengunakan laut .
Merurut Rusli Abdullah permasalahan IKN Ini akan serius Bahwa ketahanan pangan indikatornya adalah ketersediaan Pangan itu sendiri apakah dalam memenuhi kebutuhannya akan mengadalkan Import karena dalam upaya jelas bahwa kalimantan kurang infrastruktur untuk menanamnya meskipun upaya usaha Food estate sudah di lakukan . bagaimana tatakelola dan infrastruktur nya jika pangan nanti berasal dari mana.
Rusli Abdullah Menegaskan bahwa Jika IKN Kedepan terjadi maka Bagaimana kewajiban kita (pemerintah ) Bahwa Ketersediaan Pangan Baik dari Segi kwalitas dan Kuantitas harus di perhatikan dan juga memperhatikan keberlangsungan soal lingkungan yang mencemarkan perlu di Perhatikan . menurutnya jangan sampai jika IKN Ini hanya menyebar beban yang di Pikul jakarta.
berbeda dari Rusli Abdullah menurut Prof Dwi Andreas bahwa IKN Ini Akan Mampu Mengurangi Beban yang di Pikul Jakarta dan Ibu Kota negara Baru dan Menurut Prof Dwi bahwa solusi dari IKN ini adalah pemanfaatan angaaran yang terfokus untuk ketahanan Pangan IKN lalu perbaikan Infrastruktur Pangan dan Kota penyangah IKN lebih di perhatikan seperti jakarta yang memiliki Bogor dan Cianjur misalnya sebagai kota Penyanggah IKN lebih di perhatikan dan Infrastukturnya di bangun dengan Baik , Tutupnya
kesimpulan dari FGD ini adalah ketersediaan Pangan Baik Kualitas dan kuantitas perlu di perhatikan dan infrastruktur Pangan dan tatakelola khusus untuk pangan bisa di perhatikan secara baik oleh pemerintah .