Diminati,Kemendag Dorong Ekspor Produk Halal ke Timur Tengah

oleh -41 views
ilustrasi

Panennews.com- Kementerian Perdagangan terus berupaya meningkatkan ekspor produk halal ke pasar Timur Tengah. Sebab, beberapa negara Timur Tengah menjadi negara dengan konsumsi produk halal terbesar di dunia, antara lain Mesir untuk makanan halal, Arab Saudi untuk farmasi dan kosmetik halal, serta Iran dan Arab Saudi untuk fesyen muslim.

Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Nurlaila Nur Muhammad saat menjadi pembicara pada “Focus Group Discussion (FGD) Peluang Ekspor Produk Halal ke Pasar Timur Tengah” secara virtual, hari Senin (1/11).“Produk halal Indonesia semakin diminati di mancanegara.

Sehingga, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan ekspor produk halal ke Timur Tengah, mengingat beberapa negara menjadi konsumen produk halal terbesar di dunia,”kata Nurlaila.Nurlaila menyebutkan negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia ke Timur Tengah, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Saudi Arabia. Pangsa ekspor non migas ke tiga negara tersebut tercatat sudah lebih dari 75 persen. Ekspor nonmigas Indonesia ke Timur Tengah didominasi produk turunan crude palm oil(CPO), perhiasan, dan otomotif.

Baca Juga :   Menteri Edhy Lepas Ekspor Tuna dan Serahkan Bantuan 4,5 Ton Ikan

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor produk halal Indonesia ke Timur Tengah pada Januari—Agustus 2021 tercatat sebesar USD 281,1 juta atau sebesar 7,15 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia ke Timur Tengah.

Ekspor produk halal tersebut didominasi produk makanan dan minuman (mamin) olahan yang mencapai 68,92 persen.“Permintaan produk halal Timur Tengah pada 2020 mencapai USD 46,6 miliar. Meskipun mengalami penurunan, namun permintaan produk halal Timur Tengah masih mengalami tren peningkatan rata-rata 1,01persen per tahun selama 2016—2020. Indonesia baru memasuki 1,01 persen dari permintaan produk halal Timur Tengah.

Hal tersebut merupaka peluang yang harus dimanfaatkan para pelaku ekspor Indonesia,”jelas Nurlaila.Pada 2020, permintaan produk mamin halalTimur Tengah dari dunia mencapai USD 15,6 miliar. Permintaan tersebut didominasi makanan olahan lainnya, waffles dan wafer, serta olahan buah dan sayur. Sementara, permintaan produk farmasi mencapai USD 14,3 miliar dan didominasi oleh vaksin. Sedangkan, permintaan pakaian jadi di Timur Tengah pada tahun yang sama tercatat sebesar USD 11,9 miliar, serta kosmetik dan parfum tercatat sebesar USD 4,8 miliar.

Baca Juga :   Satgas Pangan Polri Belum Temukan Praktik Mafia Atas Kelangkaan Migor

“Kami berharap melalui penyelenggaraan FGD ini baik pemerintahmaupunpara pelaku usaha,dapat saling berbagi pengalaman, sehingga dapat menghasilkan solusi bagi peningkatan ekspor produk halal Indonesia ke pasar Timur Tengah,”pungkas Nurlaila.Managing Director PT Bahtera Arta Raharja Global (Bargo) Arif Budiman Moeis menambahkan, para pelaku usaha perlu memperhatikan sertifikat halal.

“Pasar Timur Tengah sangat memperhatikan sertifikasi halal produk yang masuk ke pasar di negara-negara mereka. Para pelaku usaha diharapkan lebih teliti melihat daftar sertifikasi yang diakui di pasar Timur Tengah,”imbuh Arif.Pada 2020, Timur Tengah memiliki populasi sebanyak 443,1 juta jiwa. Ekspor Timur Tengah ke pasar global pada 2020 tercatat sebesar USD 797 miliar atau 4,6 persen dari ekspor dunia. Sedangkan, impor Timur Tengah dari dunia pada 2020 tercatat sebesar USD 819,4 miliar atau 4,7 persen dari impor dunia. Gross domestic product(GDP) Timur Tengah tercatat sebesar USD 3.782 miliar atau 4,5 persen dari GDP dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.