Panennews.com- Peningkatan produksi dari sektor kelautan dan perikanan terus dilakukan. Terutama dalam hasil tangkapan ikan dan budidaya, selalu terus digencarkan untuk bersaing bukan hanya di sisi kuantias, namun juga kualitas juga tetap dijaga. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan juga sudah memberi arahan terkait dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan produksi hasil produk perikanan dan kelautan. Untuk itu, infrastruktur pendukung dalam peningkatan mutu dan kualitas produk harus dalam kondisi yang baik dan buatan dalam negeri. Infrastruktur ini salah satunya adalah reefer container yang nantinya digunakan oleh para pelaku usaha dalam melaksanakan ekspor maupun penjualan produk kelautan dan perikanan di dalam negeri dengan kualitas yang mumpuni. Dalam hal ini, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bertanggung jawab dan kembali mengadakan rapat koordinasi teknis terkait kesiapan reefer container ini (10-09-2021).
Asisten Deputi (Asdep) Hilirisasi Sumber Daya Maritim Amalyos Chan mengatakan bahwa Kemenko Marves saat sedang mendorong kesiapan dari pembuatan reefer container produksi dalam negeri ini.
“Sampai sekarang prototipe reefer container termasuk juga mini reefer container , sudah dalam proses pembuatan. Ada 5 jenis reefer container yang akan dibuat, yaitu mini reefer container kapasitas 1, 2 dan 5 ton, serta yang kapasitas 40 dan 60 feet ,” ujar Asdep Amalyos.
Prototipe reefer container ini akan dibuat oleh BUMN, yaitu PT Industri Kereta Api (PT INKA). PT INKA sebagai manufaktur, berusaha sebaik mungkin untuk menggunakan produk dalam negeri dalam membangun reefer container ini. Selain itu, diharapkan pada akhir bulan ini sudah dapat dilaksanakan uji coba, terutama untuk kapasitas 1, 2, dan 5 ton.
“Kita kejar ini semua selesai, kemudian sudah kami jadwalkan 16 hingga 20 September 2021 kita akan testing internal. Untuk yang ukuran 20 dan 40 feet, kita juga sudah coba dapatkan ISO 9897,” ujar Direktur Pengembangan PT INKA, Agung Sedaju.
Direktur Agung juga kembali menambahkan nantinya akan digunakan sistem kontrol terpusat terkait reefer container yang ada. Ini dilakukan agar sebagai sebuah industri di Indonesia, tetap mengikuti industri manufaktur 4.0 yang terdigitalisasi secara baik dan terstruktur.
Hadir juga dalam rapat teknis, PT Kelola Mina Laut (PT KML) yang juga berpartisipasi dalam hal penyediaan kapal untuk uji coba prototipe ini, serta yang nantinya menjadi salah satu konsumen dalam pemakaian reefer container ini pada produk makanan beku yang mereka miliki. PT KML siap mendukung dan membantu apapun yang dibutuhkan.
“Kita dukung program reefer container ini. Untuk teknis dengan kapal, utamanya terkait ketersediaan ruang untuk reefer container di lambung kapal juga sudah kami cek. Kami akan bantu saat nantinya uji coba dilaksanakan,” ujar Direktur Utama PT KML Winanda Prima.
Dukungan juga datang dari para asosiasi, yaitu Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) dan Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I). Keduanya menyatakan dukungan terkait adanya prototipe reefer container karya anak bangsa ini. Dari ARPI sudah membentuk adanya tim khusus terkait isu seperti masalah kelangkaan container hingga tingginya harga. Kemudian, untuk AP5I juga sudah berkomunikasi dengan para pengusaha atau pedagang terkait adanya reefer container dalam negeri yang bisa digunakan tidak lama lagi.
Asdep Amalyos tidak lupa juga menegaskan, bahwa nantinya reefer container ini akan untuk segera diproses sertifikasi SNI dan TKDN nya. Dengan adanya sertifikasi seperti ini, kualitas dan mutu dari reefer container karya anak bangsa tidak perlu dipertanyakan. Selain itu, hal ini menunjukkan adanya dukungan produk dalam negeri yang tidak kalah dari produk buatan luar.
Perwakilan dari BSN dan P3DN Kementerian Perindustrian menyatakan siap mendukung terkait adanya sertifikasi SNI dan TKDN untuk reefer container ini. Keduanya siap melaksanakan, apalagi ini terkait adanya produk karya anak bangsa yang bisa membantu memajukan produksi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia untuk diekspor ataupun untuk pemenuhan pasar dalam negeri.
Diharapkan nantinya setelah uji coba internal 16 – 20 September 2021, pada tanggal 21 September 2021 di Madiun, reefer container ini mampu diuji coba secara umum. Untuk itu, dukungan dari setiap pihak selalu dibutuhkan terkait program ini. Perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur dan Dinas Perikanan Pacitan selaku pemerintah daerah mendukung penuh program ini untuk nantinya diuji coba.
Selain itu, perwakilan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) menyatakan bahwa, ini merupakan langkah serius pemerintah dalam mendukung karya anak bangsa. FPIK UB akan membantu dengan mengumpulkan para nelayan dari Pacitan untuk melihat uji coba reefer container ini, agar memahami pentingnya program ini bagi kesejahteraan nelayan.