Panennews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan metode atau strategi guna mengatasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya meningkatkan produksi padi. Salah satu hama yang konsen dilakukan pengamatan yaitu penggerek batang padi, sebab hama ini yang paling sering menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%.
“Hama ini menyerang tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif sampai generatif. Ada 2 gejala yang ditimbulkan dari serangan hama penggerek batang, yaitu sundep dan beluk,” kata Kordinator Fungsional Balai Besar Peramalan OPT Kementan, Wayan di Karawang,
Menurutnya, penggerek batang padi dapat berkembang 2 hingga 3 generasi setiap musim tanam, dengan siklus hidup telur 4-8 hari, larva 19-29 hari, pupa 8-12 hari dan ngengat 4-7 hari. Si Ngengat hama ini mampu terbang 4 sampai 10 km dengan bantuan angin dan tertarik dengan cahaya di malam hari saat terbang.
Yadi, salah seorang Petugas OPT Balai Besar Peramalan OPT menjelaskan ada beberapa strategi untuk mengendalikan OPT ini. Yakni bisa dengan pengambilan kelompok telur dan penggunaan bumbung konservasi untuk mengembangkan parasitoid secara alami. Selain itu bisa juga dengan pelepasan parasitoid dan pelepasan parasitoid dalam bentuk pias harus mengikuti periode penerbangan ngengat..
Dewi, Penanggung Kebun Percobaan Balai Besar Peramalan OPT menambahkan waktu yang tepat untuk mengendalikan penggerek batang padi dengan cara melihat perkembangan kelompok telur PBP itu sendiri. Dengan mengambil 10 kelompok telur penggerek batang padi pada pertanaman, masukkan kedalam 10 plastik transparan, simpan di lokasi yang mudah terlihat seperti di dekat pintu keluar rumah dan amati perkembangan kelompok telur setiap hari.
Jika sebagian besar telur sudah menetas menjadi larva, maka saat itu adalah saat yang tepat untuk mengendalikan larva di pertanaman. Pengendalian paling efektif maksimal hingga 15 hari setelah penetasan.
Kepala Bidang Pelayanan Teknis Informasi dan Dokumentasi Balai Besar Peramalan OPT, Suwarman menegaskan bahwa pengendalian penggerek batang harus dituntaskan di persemaian, jangan memindahkan bibit yang mengandung ulat.
Jika ditemukan kelompok telur lebih dari 0.3 /m2 dan telah menetas, aplikasikan insektisida berbahan aktif karbofuran dengan dosis 4 sampai 6 kg/500 m2 dan pengumpulan kelompok telur dan ngengat pada persemaian dilakukan secara berulang-ulang.