Genjot Produksi Susu, Kementan Jalin Kerjasama Kuatkan Peternak Lokal

oleh -7 views
kementan-susu-mbg
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut baik peluncuran program U.S.-Indonesia Dairy Farmer Partnership (USIDP) yang diinisiasi oleh IPB University bersama United States Dairy Export Council (USDEC) dan New Mexico Department of Agriculture (NMDA).

Program ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas peternak sapi perah nasional melalui pelatihan dan pendampingan intensif.

Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, dalam pembukaan acara Kick-off USIDP dan seminar nasional bertajuk Indonesian Dairy Farming Scale-Up Strategy di IPB International Convention Center, mengatakan program ini merupakan langkah strategis untuk mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah.

“Saya kira ini sangat penting sekali karena susu merupakan salah satu komponen penting dalam program makanan bergizi gratis,” ujar Prof. Arif, Rabu (08/01/2025).

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Imron Suandy, dalam sambutannya pada acara Kick-off program di IPB International Convention Center, menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan produksi susu nasional.

“Produksi susu domestik kita baru mampu memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan nasional. Sisanya, kita masih bergantung pada impor. Program ini merupakan terobosan penting untuk meningkatkan kapasitas peternak lokal dalam menghasilkan susu yang lebih berkualitas,” kata Imron.

Baca Juga :   BRIN Beberkan Protein Susu Ikan, Jadi Solusi Inovatif Cegah Stunting

Kemitraan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan berbasis teknologi kepada peternak sapi perah skala kecil dan menengah. Pelatihan tersebut mencakup teknik peningkatan produksi susu, pengelolaan kesehatan ternak, hingga praktik peternakan modern yang berkelanjutan.

“Kerja sama ini tidak hanya mendukung upaya kita dalam memenuhi kebutuhan susu nasional, tetapi juga membantu memberdayakan peternak rakyat yang selama ini menjadi tulang punggung sektor peternakan kita,” ujar Imron.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas sapi perah di Indonesia dimiliki oleh peternak rakyat dengan rata-rata kepemilikan hanya 2-5 ekor per peternak. Produktivitasnya pun masih rendah, sekitar 12,5 liter per ekor per hari.

“Fakta ini menunjukkan bahwa sektor sapi perah kita masih memiliki banyak ruang untuk ditingkatkan. Program ini dirancang untuk memberikan pendampingan langsung kepada peternak agar mereka memahami praktik peternakan modern yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” jelas Imron.

Baca Juga :   Kementan Pastikan Harga Sapi Hidup di Tingkat Peternak Capai Rp50 Ribu Per-Kilogram

Selain itu, Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan program ini dalam mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi bagian dari kebijakan pemerintah.

“Dengan adanya MBG, kebutuhan susu nasional akan terus meningkat. Untuk itu, selain impor satu juta ekor sapi perah yang direncanakan selama lima tahun, kita juga harus memastikan ada pendampingan yang intensif bagi peternak lokal,” ujar Imron.

Sebagai bagian dari kerja sama ini, program USIDP juga akan mengirim peternak milenial ke Amerika Serikat untuk mempelajari teknologi modern dalam produksi susu. Hal ini diharapkan mampu membawa inovasi baru dalam pengelolaan peternakan sapi perah di Indonesia.

“Amerika Serikat memiliki pengalaman panjang dalam pengelolaan sapi perah. Transfer teknologi ini akan menjadi nilai tambah yang sangat besar bagi peternak kita, terutama untuk generasi muda yang ingin terjun ke sektor peternakan,” ungkap Imron.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.