Panennews.com – Lima asosiasi terkait peternakan dan perdagangan Sarang Burung Walet (SBW) Indonesia sepakat mendorong Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) menjadi pemangku kebijakan utama dalam pembinaan peternak dan pengusaha sarang burung walet.
Dorongan ini disampaikan dalam kegiatan silaturahmi antara pemerintah dan para pengusaha walet di kantor Dinas Peternakan Jawa Timur, Senin (06/01/2025).
Pertemuan yang berlangsung hangat ini dihadiri perwakilan dari Asosiasi Peternak Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI), Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI), Perkumpulan Eksportir Komoditas Indonesia Tiongkok (PEKIT), Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara (PPSWN), dan Perkumpulan Pengusaha Komoditas Sarang Burung Walet Indonesia (PP KSBWI).
Ketua APPSWI, Ahmad Wahyudin, menyampaikan keresahan para peternak dan pengusaha walet terkait belum jelasnya institusi pemerintah yang menjadi pemangku kebijakan dalam pendampingan dan pembinaan industri perwaletan.
“Selama ini, kami sering menghadapi masalah di lapangan, baik terkait teknis produksi hingga regulasi perdagangan ekspor. Namun, kami kebingungan ke mana harus mengadu karena belum ada kepastian lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pembinaan industri ini,” ungkap Wahyudin.
Lebih lanjut, Ia berharap Kementerian Pertanian RI, melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dapat mengambil peran strategis sebagai stakeholder utama dalam mengelola, membina, dan mendampingi para peternak walet di seluruh Indonesia.
Menanggapi aspirasi tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Dr. drh. Agung Suganda, M.Si., menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan para asosiasi dalam mendukung kemajuan industri walet nasional.
“Kementerian Pertanian RI siap berdiskusi dan berjalan bersama-sama demi memajukan industri perwaletan, baik dari aspek teknis peternakan, pengolahan, hingga regulasi perdagangan. Kami juga memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas kementerian, salah satunya ruang koordinasi, guna memfasilitasi diskusi dan konsolidasi,” ujar Agung.
Tak hanya itu, Agung menambahkan bahwa potensi industri sarang burung walet Indonesia sangat besar, baik di pasar domestik maupun internasional, terutama untuk memenuhi kebutuhan pasar Tiongkok yang selama ini menjadi tujuan utama ekspor.
Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha menjadi sangat penting.
Selain itu, para asosiasi juga menyampaikan beberapa tantangan utama, seperti masalah harga pasar yang fluktuatif, regulasi ekspor yang sering berubah, serta minimnya pengetahuan teknis di kalangan peternak kecil.
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan awal untuk membentuk tim koordinasi antara pemerintah dan asosiasi guna menyusun roadmap pembinaan industri sarang burung walet di Indonesia.
Sebagai salah satu provinsi penghasil sarang burung walet terbesar di Indonesia, Jawa Timur menjadi titik penting dalam pengembangan industri ini. Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani, berharap langkah konkret dari pemerintah pusat dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal melalui industri walet.
“Kami mendukung penuh inisiatif ini. Jawa Timur memiliki potensi besar di sektor sarang burung walet, tetapi dukungan regulasi dan pembinaan dari pemerintah pusat sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan industri ini,” tutup Indyah Aryani.