Tahun 2024, Menteri Trenggono Berhasil Genjot Produksi Perikanan Budidaya Capai 13,6 Persen

oleh -3 views
menteri-trenggono-tinjau-kesiapan-operasional-modeling-budi-daya-nila-salin
Foto : Dok. KKP

Panennews.com – Kinerja sektor perikanan budidaya menorehkan catatan positif di tahun 2024. Program-program ekonomi biru Menteri Sakti Wahyu Trenggono berhasil meningkatkan produksi perikanan budidaya.

Adapun capaian itu sebesar 13,64% dari tahun sebelumnya, khususnya untuk lima komoditas unggulan ekspor diantarnya udang, rumput laut, dan nila salin.

Tahun 2024, total produksi ikan hasil budidaya mencapai 6,37 juta ton, meningkat 13,64% dari tahun sebelumnya. Sedangkan produksi rumput laut mencapai 10,80 juta ton, meningkat sebesar 10,82% dari tahun sebelumnya.

Kenaikan produksi tersebut diikuti tren positif peningkatan nilai rata-rata pendapatan pembudidaya ikan. Nilai rata-rata pendapatan pembudidaya mencapai Rp 5.136.547 atau meningkat sebesar 4,55% dari tahun sebelumnya.

Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di beberapa daerah.

“Ini artinya ada pertumbuhan perekonomian. Kondisi demikian memperlihatkan upaya KKP telah melampaui dari tahun sebelumnya dalam mengimplementasikan salah satu pilar kebijakan ekonomi biru, yaitu mengembangkan budidaya air laut, tawar, payau yang berkelanjutan,” papar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu saat konferensi pers capaian kinerja KKP akhir tahun 2024.

Baca Juga :   Sokong Hilirisasi, Menteri Trenggono Fokus Bangun Hulu Perikanan

Selain itu, KKP juga berhasil mendongkrak peningkatan produksi 5 komoditas unggulan ekspor yakni udang, kepiting, rumput laut, lobster dan tilapia.

Untuk udang, produksinya di tahun ini meningkat menjadi 1,13 juta ton, dibanding tahun lalu sebesar 941 ribu ton. Untuk komoditas ikan nila juga mampu mencapai 1,38 juta ton, meningkat produksi tahun sebelumnya 1,36 juta ton.

Lebih lanjut, produksi lobster juga mengalami peningkatan pada 2024 mencapai 481 ton, dibanding tahun sebelumnya 437 ton. Pun demikian dengan kepiting meningkat dari 5.860 ton di 2023 menjadi 6.446 ton di tahun ini.

“Program ekonomi biru yang diinisiasi Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Trenggono untuk menempatkan kepentingan ekologi sebagai panglima yaitu program modeling pada 5 komoditas unggulan ekspor sudah mulai nampak terlihat manfaatnya,” ungkap Tebe.

Baca Juga :   Menteri Trenggono : Pengelolaan Ruang Laut Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Dirjen Tebe memaparkan, selain lima komoditas tadi, KKP akan mendukung pengembangan budidaya tuna oleh investor di perairan Biak, Papua. Pengembangan budidaya dapat meningkatkan produksi tuna Indonesia yang saat ini sudah menyumbang 18 % dari produksi tuna global yang mencapai 8,27 juta ton.

“Dengan adanya tuna farming yang akan dilakukan olah pelaku usaha di Biak maka akan mengurangi tekanan penangkapan tuna yang pada akhirnya akan menjaga kelestarian sumber daya tuna di masa mendatang. Dengan budidaya nantinya akan menghasilkan ikan tuna yang punya kualitas yang lebih baik sehingga bisa menambah nilai ekspor tuna Indonesia,” tegasnya.

KKP akan terus melakukan pengawasan secara intensif untuk memastikan budidaya tuna tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.