Ratusan Babi Mati di Nabire, Barantin Sosialisasikan Penyebaran Virus ASF

oleh -6 views
676104497caa9
Foto : Dok. Barantan

Panennews.com – Upaya menekan penyebaran wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Papua Tengah melakukan sosialisasi.

Adapun itu di wilayah Satuan Pelayanan Nabire. Giat ini dilaksanakan sebagai bentuk cepat tanggap atas kejadian matinya ratusan ternak babi di Kabupaten Nabire beberapa pekan terakhir.

“Melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), mari bersama-sama memperketat pengawasan pada tempat pemasukan dan pengeluaran. Bagi peternak dan pedagang sementara diimbau tidak melalulintaskan ternak dan produk olahannya, tetapi fokus ke pengendalian penyakit agar tidak semakin menularkan penyakit ke ternak babi yang masih sehat,” ujar Kepala Karantina Papua Tengah Ferdi dalam siaran pers di Timika, Kamis (26/12/2024).

Ferdi lebih lanjut mengatakan bahwa langkah yang telah diambil karantina diharapkan dapat menekan potensi penyebaran virus ASF, khususnya di Kabupaten Nabire.

Baca Juga :   Penyakit Kudis Bisa Menyerang Sapi, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Hal ini dilakukan, sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran (SE) Deputi Bidang Karantina Hewan Badan Karantina Indonesia, Nomor 4087/KR.120/C/12/2024 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian African Swine Fever di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.

“Surat Edaran tersebut berisi tentang pelarangan lalu lintas daging babi, sei babi, sosis babi, dan produk olahan babi lainnya ke Nabire, Papua Tengah. Masuk maupun keluar wilayah,” jelas Ferdi.

Tidak hanya melakukan sosialiasi, Karantina Papua Tengah juga memasang karpet disinfektan di Bandar Udara Douw Aturure. Hal tersebut untuk menekan penyebaran virus ASF yang kemungkinan terbawa pada alas kaki penumpang.

Menurut Ferdi, karpet disinfektan tersebut ditempatkan pada pintu keberangkatan dan kedatangan penumpang. Para penumpang yang masuk atau keluar diwajibkan melewati karpet tersebut, sehingga kemungkinan virus yang terbawa melalui alas kaki sudah mati.

Baca Juga :   Tekan Kasus Rabies Di Bali, Kementan Dorong Vaksinasi Hewan

“Sedangkan untuk barang-barang yang dibawa penumpang, karantina bekerja sama dengan instansi terkait dalam melakukan pemeriksaan. Jadi kalau ada kedapatan barang-barang bawaan yang terkait dengan bahan dari babi maka langsung untuk diperiksa lebih lanjut,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Barantin Sahat M. Panggabean pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kemendagri, Jakarta, menyampaikan bahwa penerapan biosekuriti sangat penting untuk menekan penyebaran virus ASF.

Lebih jauh kolaborasi dengan sejumlah instansi terkait, termasuk pemerintah daerah juga penting untuk penanganan wabah.

Selain sosialisasi kepada para pengguna jasa, Karantina Papua Tengah juga memasang spanduk di tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa seperti bandara dan pelabuhan di satuan pelayanan Karantina Papua Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.