Panennews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turut berpartisipasi dalam lokakarya validasi proyek peternakan yang berkelanjutan untuk Indonesia.
Adapun kegiatan itu bertemakan “Produksi Ternak Berkelanjutan untuk Mendukung Sistem Pangan, Lingkungan Hidup, dan Mata Pencaharian Pedesaan yang Tangguh di Indonesia” yang berlangsung di Hotel Aryaduta, Jakarta.
Kegiatan ini merupakan langkah krusial dalam mempersiapkan proyek lima tahun yang diprakarsai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia, bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah.
Nugroho Adi Sasongko, Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN berharap melalui kolaborasi lintas sektor yang kuat, proyek ini dapat mengantarkan Indonesia menuju sistem peternakan yang lebih berkelanjutan dan berdaya tahan.
Keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, sangat penting dalam mewujudkan tujuan ini.
Dengan inovasi dan strategi yang tepat, diharapkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dapat meningkat, serta ketahanan pangan nasional dapat terjaga.
“Melalui lokakarya ini, BRIN berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam menciptakan solusi peternakan berkelanjutan yang tidak hanya menjawab tantangan saat ini, tetapi juga mempersiapkan Indonesia untuk masa depan yang lebih baik.” tegas Adi, Minggu (03/11/2024).
Lebih lanjut, Adi mengungkapkan bahwa lokakarya ini bertujuan untuk mengembangkan sistem peternakan yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga mampu mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan mata pencaharian masyarakat pedesaan.
Dalam konteks ini, kontribusi BRIN sangat penting, terutama dalam menghadirkan ide-ide inovatif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi di lapangan.
Selanjutnya ia memaparkan sebagai bagian dari upaya membangun sistem peternakan yang lebih baik, BRIN menyajikan berbagai solusi yang dapat diimplementasikan oleh kementerian dan lembaga terkait.
Inovasi yang ditawarkan mencakup analisis mendalam melalui Life Cycle Assessment (LCA) untuk menilai emisi, serta Material Flow Cost Accounting (MFCA) untuk memahami rantai nilai.
Selain itu, pendekatan Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan Food Supply Chain Network (FSCN) digunakan untuk memetakan rantai pasok secara lebih efektif.
Menurutnya, BRIN juga telah mengaplikasikan analisis spasial berbasis Geographic Information System (GIS) untuk mengidentifikasi dampak lingkungan dari proyek, serta menyediakan analisis skenario menggunakan model simulasi untuk mendukung perencanaan yang lebih tepat.