Panennews.com – Proyek Bendungan Sidan menunjukkan kemajuan yang signifikan sebesar 96,59 persen, yang mana sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Rencananya, Bendungan Sidan akan siap dioperasikan pada 18 November mendatang untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi lahan pertanian dan pariwisata.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengapresiasi PT Brantas Abipraya Tbk, yang dipercaya menangani proyek ini, telah berkomitmen memastikan kualitas pengerjaann proyek tersebut.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Kamis (14/11/2024).
Selain memenuhi kebutuhan air baku di Kabupaten Bangli, Gianyar, dan Badung, dirinya berharap bendungan ini juga memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Perlu diketahui, kapasitas daya tampung Bendungan Sidan mampu mencapai 5,8 juta meter kubik. Sebab itu, bendungan inj menjadi salah satu proyek penting di sektor penyediaan air baku di Provinsi Bali.
“Bendungan Sidan akan menjadi solusi atas kebutuhan air baku di tiga kabupaten, sekaligus mendukung pemenuhan air bersih bagi masyarakat dan mengurangi ketergantungan Bali pada sumber air bawah tanah,” tutur Herman.
Tidak hanya terbatas sebagai penyedia air bersih, Bendungan Sidan memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan sektor pertanian. Sebab, bendungan bisa menjadi tadah hujan untuk lahan-lahan pertanian yang sebelumnya sulit mendapatkan pasokan air.
“Ketersediaan air yang stabil akan meningkatkan hasil pertanian di Bali yang selama ini bergantung pada curah hujan,” jelasnya.
Berbicara soal ketersediaan energi, Bendungan Sidan akan dilengkapi dengan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Dengan demikian, keberadaan bendungan ini tidak hanya memperkuat sektor air dan pertanian, tetapi juga memberikan kontribusi pada ketahanan energi daerah.
“Ini bagian dari strategi kedaulatan energi kita, dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan yang tersedia di sekitar wilayah bendungan,” terang Herman.
Politisi Fraksi Partai Demokrat itu juga menyoroti potensi Bendungan Sidan sebagai destinasi wisata.
Menurutnya, potensi ini bisa tercapai apabila akses jalan serta pengaturan zona pendukung wisata di sekitar bendungan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Bendungan bisa menjadi daya tarik wisata baru di Bali, layaknya kawasan Jatiluhur atau Saguling di Jawa Barat yang terkenal sebagai objek wisata air,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia menilai pengembangan bendungan sebagai destinasi wisata akan menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin menikmati panorama alam Bali yang lebih tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota.
Di sisi lain, sebutnya, masyarakat lokal bisa memperoleh manfaat ekonomi dari kehadiran wisatawan yang berkunjung.
Menutup pernyataannya, Herman mengingatkan pentingnya menjaga keberlanjutan pengelolaan bendungan.
Sebab itu, ia menekankan pentingnya kontrol dan sistem pengelolaan yang tepat guna menghindari risiko yang bisa memperpendek usia bendungan, yang mana diketahui bendungan ini bisa berfungsi hingga 50 tahun.