Panennews.com – Badan Pangan Nasional/NFA melalui Direktorat Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, selaku Alternate MC Codex Committee on Contaminant in Food (CCCF) Indonesia gelar pertemuan pembahasan posisi Indonesia.
Adapun itu dalam Electronic Working Group (EWG) terkait Sirkular Pertama Draft Sampling Plan for Total Aflatoxins and Ochratoxin A in Nutmeg, Dried Chilli and Paprika. Pertemuan ini dilaksanakan secara daring.
Partisipasi Indonesia dalam penyusunan draft sampling plan yang difokuskan pada identifikasi Aflatoksin Total dan Okratoksin A pada Pala, Cabe Kering, dan Paprika tersebut, penting untuk memposisikan Indonesia dalam perdagangan internasional, khususnya komoditas pala.
Komoditas pala merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia sehingga diharapkan dapat mengurangi notifikasi penolakan produk ekspor.
“Sebagai Alternate MC, kami berkomitmen untuk mempersiapkan dan menyampaikan posisi Indonesia yang telah dibahas ini melalui forum eWG. Diskusi hari ini menegaskan pentingnya posisi Indonesia dalam menetapkan perencanaan sampling yang disepakati oleh negara anggota WTO terkait keamanan pangan, khususnya cemaran mikotoksin berupa Aflatoksin Total dan Okratoksin A pada komoditas Pala, Cabe Kering, dan Paprika,” ujar Yusra Egayanti, Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, saat membuka rapat, Jumat (15/11/2024).
Perencanaan sampling yang dibahas dibagi berdasarkan ukuran rempah, antara lain rempah dengan ukuran partikel besar (whole nutmeg, whole dried chilli, whole paprika), rempah partikel kecil (crushed/cracked/broken/flakes of nutmeg, dried chilli, paprika), dan rempah bentuk bubuk (obtained by grinding nutmeg, dried chilli, paprika), serta penentuan method performance criteria.
Lebih lanjut, diharapkan masukan Indonesia dapat memperkuat posisi rempah, khususnya pala, di mata dunia.
Menindaklannjuti sirkular pertama draft ini, Badan Pangan Nasional berkomitmen untuk terus berpartisipasi aktif hingga sidang CCCF tahun 2025 sebagai langkah menjamin keamanan pangan dalam negeri seiring perkembangan informasi dan teknologi penjaminan keamanan pangan segar.
Hadir dalam rapat tersebut pakar dari Universitas Gadjah Mada, pakar Institut Pertanian Bogor, dan perwakilan dari BPOM, BSIP, BRIN, BSN, Kementerian Pertanian, Dewan Rempah Indonesia, dan pelaku usaha.