Panennews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menekankan komitmennya untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan subsektor perkebunan kelapa sawit.
Adapun itu terutama bagi kelapa sawit rakyat, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan Pekebun.
Dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Pengembangan Pertanian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPP-PBNU) dan Launching Program Sawit Goes To Pesantren, berbagai pihak berkumpul untuk membahas peran sektor pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit, dalam mendukung perekonomian nasional.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengapresiasi PBNU khususnya melalui LPP-PBNU karena berhasil berkontribusi aktif mendorong ummat dalam sektor pertanian.
Lebih lanjut, Heru menegaskan pentingnya subsektor perkebunan yang tetap menjadi andalan perekonomian di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Perekonomian Indonesia, menurut data terbaru, didorong oleh komoditas perkebunan yang menyumbang hampir 90% dari ekspor nonmigas, dengan kelapa sawit menjadi kontributor utama. Pada tahun 2023, nilai ekspor komoditas perkebunan mencapai 33 miliar USD, dan hingga Juni 2024, telah mencapai 14,89 miliar USD,” ujar Heru di Jakarta, Minggu (27/10/2024).
Menurut Heru, meskipun kelapa sawit menunjukkan potensi besar, tantangan tetap ada, termasuk rendahnya produktivitas dan penerapan kultur teknis yang belum optimal.
Saat ini, produktivitas sawit rakyat baru mencapai 3 ton per hektar, jauh dari potensi yang seharusnya.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Perkebunan mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam meningkatkan produktivitas melalui program-program pemerintah seperti Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan peningkatan kapasitas pekebun.
“Masyarakat dan LPP PBNU diharapkan semakin aktif mengatasi tantangan yang dihadapi perkebunan kelapa sawit, terutama bagi pekebun rakyat. Selain itu, penting untuk menekankan kemandirian dalam pangan dan energi guna mencapai kesejahteraan masyarakat,” tambah Heru
Lebih jauh, Heru berharap agar Rapat Koordinasi Nasional LPP-PBNU menghasilkan rumusan tindak lanjut yang konkret dalam pembangunan kelapa sawit di Indonesia, serta meningkatkan produktivitas dan penyediaan bahan baku pangan dan energi dari kelapa sawit