Panennews.com – Angelo Wake Kako, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), mendorong percepatan pembangunan energi terbarukan di Provinsi NTT.
“Perlunya percepatan itu untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement. Kita di Indonesia ini sudah meratifikasi Paris Agreement sehingga negara ini wajib ikut serta dalam menurunkan emisi karbon ,” kata Angelo Wake Kako, Selasa (15/10/2024).
Salah satu langkah konkret yang dilakukan pemerintah jelas Angelo adalah memperkenalkan bauran energi melalui program seperti B5 dan B10, yang menggabungkan energi fosil dengan energi nabati.
“Saat ini, bahan bakar yang digunakan adalah campuran solar dan CPO (minyak sawit). Itu itu adalah bauran energi dari energi fosil ke energi nabati,” jelas Angelo.
Angelo melihat potensi besar di NTT dalam pengembangan bioetanol dari tanaman sorgum, yang cocok dengan kondisi lahan di wilayah tersebut. Ia menekankan bahwa pengembangan sorgum di NTT tidak hanya relevan untuk energi hijau, tetapi juga bisa meningkatkan ekonomi lokal.
“NTT harus segera mengambil peluang ini. Lahan kita sangat cocok untuk ditanami sorgum, yang bisa menghasilkan bioetanol,” ujar Angelo.
Dia juga menyoroti bahwa konsep energi hijau ini memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat, terutama petani kecil. Selain itu, Angelo menggarisbawahi hubungan erat antara peningkatan ekonomi masyarakat dan pengurangan stunting di NTT.
“Dengan energi nabati ini masyarakat bisa menjadi bagian dari rantai produksi. Ketika masyarakat memiliki penghasilan yang cukup, mereka akan mampu membeli makanan bergizi, yang otomatis akan membantu mengurangi stunting,” katanya.
Namun tantangan utama sebut Angelo terletak pada kurangnya respons dari pemerintah daerah, kurangnya pemanfaatan investasi pemerintah pusat di NTT. Hanya mengutamakan banyak proyek infrastruktur yang mubazir di NTT.
“Kerja kami di DPD akan sia-sia jika pemerintah daerah tidak merespons dengan baik. Pemerintah daerah adalah eksekutor di lapangan, dan kolaborasi lintas stakeholder sangat penting untuk memastikan inisiatif ini berjalan, problem utama NTT bukan kurangnya perhatian dari pemerintah pusat, melainkan bagaimana daerah memanfaatkan bantuan yang sudah diberikan,” kata Angelo.
Angelo mengajak semua pihak untuk bekerja sama mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa program-program pemerintah pusat tidak sia-sia, serta memberikan dampak nyata bagi masyarakat NTT