Panennews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurun harga gabah yang cenderung drastis. Hal ini karena faktor el nino atau kekeringan yang masih mengancam pada seluruh bagian wilayah Indonesia.
Pada akhir agustus, harga gabah mengalami penurunan mencapai kisaran antara sebesar 0,07 persen. Hal ini melatar belakangi dan nantinya akan berdampak bagi harga beras.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan bahwa harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani pada agustus 2024 ada penurunan mencapai 1, 15 persen secara bulanan.
Lebih lanjut, Pudji juga mengatakan bahwa adanya penurunan harga gabah di tingkat penggilingan bisa mencapai kisaran 0, 97 persen. Hal ini merupakan dampak buruk dari el nino yang masih mengancam.
“Harga gabah saat ini turun drastis, GKP di tingkat petani turunnya capai 1, 15 persen. Sedangan gabah di tingkat penggilingan juga naik, bisa mencapai 0, 97 persen. Ini gara-gara el nini masih melanda” tuturnya, di Jakarta, Jumat (06/09/2024).
Selain itu, Pudji juga menambahkan bahwa ada penurunan juga terhadap komoditas beras. Penurunan itu terjadi karena ada sejumlah daerah di Indonesia tengah melakukan panen raya secara besar-besaran.
Lebih lanjut, Pudji memaparkan jenis beras yang mengalami penurunan tersebut yaitu jenis beras medium hingga premium. Meski turunnya, tidak signifikan namun penurunan ini wajib kita jaga.
“Selain harga gabah turun, beberapa komoditas beras seperti beras medium hingga premium pun mengalami penurunan. Hal ini karena adanya panen raya di sejumlah daerah Indonesia” lanjutnya.
Sementara itu, menurut Pudji jika daerah mengalami kenaikan harga maka bisa di pastikan bahwa daerah tersebut tidak ada panen raya. Sehingga stok beras stagnan dan juga bisa jadi kekurangan.
“Kalau ada daerah yang terjadi kenaikan beras, bisa kita pastikan itu tidak adanya panen raya. Bahkan, stok beras yang stagnan juga bisa jadi penyebab beras harganya tidak turun” tutupnya.