Panennews.com – Ratusan hektar lahan tanaman padi milik petani di Lombok Barat terkena puso. Ratusan hektar padi ini tersebar di beberapa kecamatan di antaranya Kuripan, Lembar, Sekotong. Dari 106 hektar tersebut terdapat 56 hektar mendapat bantuan melalui asuransi usaha tani sedangkan sisanya 50 hektar lagi tidak mendapatkan asuransi.
“Dampak kekeringan yang melanda daerah Lobar, terjadi puso di sejumlah Daerah. Seperti di wilayah Sekotong, Lembar dan Kuripan. Para petani gagal panen karena kekeringan tersebut,” kata Kepala Dinas Pertanian Lobar, Damayanti Widyaningrum akhir pekan lalu.
Menurutnya, dari luas lahan pertanian yang terdampak kekeringan seluas 106 hektar, sudah proses klaim asuransi usaha tani 57 hektar. Daerah banyak klaim asuransi tersebut di wilayah Kuripan.
Dikatakan, ratusan hektar sudah puso (gagal panen), namun yang dibantu melalui asuransi usaha tani, itu ada sekitar 56 hektar. Wilayah yang banyak tak mendapat asuransi di Kuripan mencapai 50 hektar, sehingga petani pun merugi.
Kalau dihitung kerugian per hektar Rp7 juta (biaya produksi) kemudian dikalikan 50 hektar, maka kerugiannya Rp350 jutaan.
Menurutnya, hal ini sekaligus menjadi pelajaran bagi petani di Lobar, terutama yang ada di wilayah gagal panen akibat kekeringan, harus ikut asuransi usaha tani tersebut. Sebab diakui sejauh ini belum banyak petani yang ikut asuransi tersebut.
“Kita terus imbau petani ikut asuransi, karena sangat bermanfaat,’’ tandasnya.
Pihaknya lebih gencar sosialisasi ke warga melalui petugas penyuluh. Karena bayarnya murah, Rp36 ribu per musim tanam per hektar. Tapi ketika terjadi gagal, kembali diganti semua biaya yang dikeluarkan petani.
Di samping itu, pihaknya juga sudah melakukan upaya penanganan melalui pompanisasi. Namun diakui pompanisasi lahan pertanian ini terkendala sumber air yang disedot yang tidak ada di wilayah tersebut, karena lahannya tadah hujan.
“Kita juga akan mencoba untuk mengantisipasi tahun-tahun kedepan dengan membangun sumur bor dan irigasi tanah dangkal.
Sehingga nanti ketika kekeringan, bisa ambil air dari sumur bor tersebut menggunakan pompa. Kita akan bangun sumur bor dan irigasi tanah dangkal, begitu kering kita ambil air dari sana untuk airi sawah,” terangnya.
Sejumlah petani di wilayah Dusun Gumesa, Kecamatan Gerung, mengaku bahwa di daerahnya ada sekitar 30 hektar lahan padi yang gagal tumbuh akibat kekeringan.
“Kalau di desa secara keseluruhan, maka luas lahan terdampak lebih luas lagi, bisa mencapai 100 hektar. Pada musim tanam 1, tanaman padi petani bisa panen. Pada musim tanam kedua, padi hasil semai tidak bisa ditanam. Sehingga petani pun gagal tanam. Tidak saja padi, tanaman jagung pun terpaksa disabit oleh petani untuk pakan ternak,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui wilayah ini merupakan wilayah tadah hujan. Karenanya petani berharap agar dibantu program sumur bor.