Distan Kabupaten Kupang Gelar Argowisata Panen Jeruk Keprok

oleh -10 views
PJ Bupati Kupang Alex Luma saat memanen jeruk dilahan kelompok tani Kanaan (Panennews.com/Jeje)
PJ Bupati Kupang Alex Luma saat memanen jeruk dilahan kelompok tani Kanaan (Panennews.com/Jeje)

Panennews.com – Inovasi baru dihadirkan oleh Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan (Distanpan) Kabupaten Kupang bagi petani jeruk keprok di Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT saat menggelar kegiatan Argowisata, Sabtu (10/8/2024).

Inovasi itu bertajuk Strategi Pengembangan Kopi, Jeruk dan Tanaman Pangan atau lebih familiar disebut dengan nama Si Kojek Tampan.

Kegiatan Argowisata panen jeruk keprok hasil pengembangan inovasi Si Kojek Tampan ini juga bertujuan untuk meningkatkan potensi wisata baru dan peningkatan ekonomi masyarakat fatumonas khususnya Kelompok Tani (Poktan) Kanaan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang, Amin Juariah kepada media ini, Sabtu (10/08/2024) di sela kegiatan panen jeruk keprok mengatakan, penerapan inovasi Si Kojek Tampan ini juga untuk menciptakan komoditas unggulan.

Amin Juariah menyebut, wilayah Amfoang Tengah khususnya Desa Fatumonas memiliki potensi lahan pertanian yang cocok untuk kopi, jeruk dan komoditas unggulan lainnya sehingga inovasi tersebut di kenalkan.

“Sebetulnya usaha tani di sini sudah lama, cuma hanya sebatas tanam beberapa pohon saja di pekarangan rumah. Melihat wilayah ini cukup potensial kami upayakan bersama kelompok tani ( Poktan ) yang ada untuk menanam dan dikembangkan secara luas di perkebunan”, kata Amin Juariah.

Disebutkan, luas lahan yang dikembangkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Distanpan) Kabupaten Kupang tersebut telah mencapai 100 hektare pada tahun 2023.

Baca Juga :   Menparekraf : Tindak Tegas Bagi Wisman Yang Langgar Aturan

“Hari ini kita panen jeruk keprok sebanyak 215 pohon yang telah kami dampingi dari awal tanam, perawatan hingga jelang masa panen lewat para penyuluh dan pendamping. Ini mimpi kita, argowisata ini bisa terwujud karena keterlibatan semua antaranya unsur masyarakat 9 kelompok tani,” jelasnya.

Dia mengharapkan Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian bersama masyarakat akan lebih mengoptimalkan lahan yang ada untuk dikembangkan secara baik.

“Lahan yang ada, harus di manfaatkan, diopti,alkan sesuai dengan spesifikasi lokasi. Misalnya di sini kita lihat kawasan tanam jeruk keprok, walaupun belum maksimal namun kami tetap berupaya bersama petani untuk ciptakan argowisata ,” jelasnya.

“Kita masih sama sama belajar bagaimana mengelola kebun jeruk yang baik salah satunya dengan melakukan perluasan lahan tanam jeruk keprok yang ada di Fatumonas sehingga bisa meningkatkan produktifitas dan pendapatan petani”, tambah dia.

Lebih lanjut Amin Juariah menerangkan dalam pengembangan inovasi Si Kojek Tampan ini, pihaknya mengalami beberapa kendala seperti ketersedian air di sekitar lokasi perkebunan.

Kecendrungan masyarakat untuk tanam tanaman pangan maupun komoditas lain hanya mengandalkan hujan. Karena itu Dinas Pertanian Tanaman Pangan akan mendukung dengan menyediakan sarana prasarana air bagi petani.

“Potensi lahannya cukup bagus. Kami akan membantu, mendukung sarana prasarana. Antaranya akan bangun embung di sekitar lokasi guna menjawab masalah pengairan yang dihadapi petani. Selain itu juga memperbaiki akses jalan menuju lokasi perkebunan”, tutupnya.

Baca Juga :   Dinas Pertanian Sebut Agrowisata Masih Potensial Dikembangkan di Denpasar

Sementara itu Penjabat Bupati Kupang Alex Lumba mengaku kagum kepada Poktan Kanaan dan seluruh masyarakat Amfoang Tengah yang turut berkontribusi dalam pengembangan tanaman holtikultura khususnya jeruk keprok.

“Ini suatu inovasi bagus, dimana potensi alam nyata ada, tinggal bagaimana mendapat sentuhan tangan dari kita. Inovasi si-kojek tampan sangat menggelitik menurut saya, dan bagus serta menghasilkan. Selain bisa meningkatkan pendapatan para petani, dengan tanaman jeruk keprok ini, anak-anak bisa mengkonsumsi buah yang kaya vitamin untuk tubuh lebih sehat,” kata Alex Lumba.

Tak hanya itu, sambung Alex, dalam agrowisata membutuhkan sinergitas dan kolaborasi yang baik antar pemerintah, pelaku dunia usaha, masyarakat, dan stakeholder lainnya.

Contohnya lokasi-lokasi pariwisata di Amfoang dapat dimanfaatkan para pelaku usaha dan masyarakat untuk memasarkan hasil pertanian mereka. Ruang pemasaran sudah terbuka, tinggal kepekaan melihat peluang untuk memasarkan hasil bumi yang kita miliki.

“Saat HUT RI ke-79 nanti akan ada pasar murah di Oelamasi yang di inisiasi TP-PKK Kabupaten Kupang. Hasil perkebunan ini bisa dibawah kesana untuk dijual. Sekalian promosi,”ajak Alex Lumba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.