Panennews.com – Ratusan hektar lahan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta beralih fungsi setiap tahun. Kondisi ini turut berdampak pada memburuknya kualitas air dan udara
Hal itu disampaikan anggota DPRD DIY Eko Suwanto dalam diskusi “Melihat Lebih Dalam: Big Data Ungkap Dampak Sampah terhadap Kualitas Udara dan Air” di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (12/7/2024).
“Lahan pertanian di Yogyakarta terus menyusut. Kita kehilangan 200 hektar per tahun untuk hotel, kondominium, dan perumahan,” ujar Eko.
Selain itu, sejumlah proyek infrastruktur besar di DIY juga turut meggerus lahan pertanian. Proyek besar itu antara lain pembangunan bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupten Kulonprogo.
Belakangan ini, DIY juga menjadi lokasi pembangunan jalan tol yang menghubungkan dengan Semarang dan Solo.
Dalam aturan proyek-proyek itu, sejumlah lahan pertanian baru mestinya dibuka sebagai pengganti. Namun ketentuan itu belum dilaksanakan dengan membuka lahan-lahan baru.
“Ini harus dipikirkan secara komprehensif dan menjadi komitmen bersama,” katanya.
Susutnya lahan pertanian itu, ditambah situasi darurat sampah yang saat ini terjadi di DIY,turut menyumbang pencemaran udara dan air.
“Pemda harus berani mengendalikan fungsi lahan pertanian dan resapan air. Harus ada political will dari pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan ini,” katanya.