Panennews.com – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi berkunjung ke Pabrik Gula (PG) Jatitujuh ID FOOD di Majalengka, Jawa Barat.
Didampingi Direktur Utama PT Pabrik Gula Rajawali II Ardian Wijanarko, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengelilingi fasilitas pabrik dan melihat langsung proses giling tebu yang sedang digiatkan.
“Disini kita lihat sudah mulai musim giling ya, kurang lebih tiga minggu lalu dan serentak di Jawa Barat. Harapannya capaian rendemennya bisa lebih dari 7 persen, karena kalau kurang dari itu, bisa rugi,” ujar Arief, Jumat (14/06/2024).
Menurut proyeksi neraca pangan yang disusun NFA, terhadap komoditas gula konsumsi masih ada gap minus sekitar 549 ribu ton, yang mana perkiraan produksi dalam negeri di 2024 berkisar di 2,384 juta ton. Sementara kebutuhan tahunan gula konsumsi berkisar di 2,933 juta ton.
“Kemudian pesan saya kepada Bapak Dirut PG Jatitujuh, agar membeli tebu dari petani minimal dengan harga Rp 14.500 per kilogram (kg). Ini supaya petani makin semangat tanamnya, apalagi tebu itu tanaman semusim,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menerapkan kebijakan relaksasi Harga Acuan Pembelian (HAP) Gula Konsumsi di Tingkat Produsen menjadi sebesar Rp 14.500 per kg, terhitung mulai tanggal 3 Mei hingga 31 Oktober 2024.
Ini diberlakukan melalui melalui surat Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA nomor 346/TS.02.02/B/5/2024 tanggal 3 Mei 2024.
Sementara, untuk harga gula konsumsi di tingkat konsumen telah diimplementasikan kebijakan relaksasi pula menjadi sebesar Rp 17.500 per kg.
Namun, khusus untuk wilayah Papua dan 3TP (Tertinggal, Terluar, Terpencil, dan Perbatasan) direlaksasi menjadi Rp 18.500 per kg.
Lebih lanjut, Arief tambahkan produksi gula itu biasanya hanya dalam kurun waktu 5 bulan saja. Dengan itu, perlu ada pengadaan dari luar untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.
Untuk itu, pemerintah tengah mendorong program cetak lahan, termasuk untuk tebu. Salah satunya yang sedang dikembangkan di Merauke, Papua Selatan.
Di kesempatan sama, Direktur Utama PT Pabrik Gula Rajawali II Ardian Wijanarko menuturkan pihaknya sudah menyerap tebu petani sekitar 100 ton.
“Minggu ketiga ini, ID FOOD bakal siram gula ke konsumen. Tidak hanya di Jawa Barat saja. Untuk disini (penyerapan) petani sekitar sudah mulai ada 100 ton. (Terkait rendemen), kita sudah di atas 7 persen. (Lalu) Harapan kita (kebijakan) relaksasi tetap ada untuk jaga harga di tingkat petani,” ungkapnya.
ID FOOD telah menetapkan target tingkat produktivitas gula sebesar 70,1 ton per hektare dengan target rendemen sebesar 7,57 persen.
Pada wilayah Jawa Barat, ID FOOD melalui PT PG Rajawali II yang mengelola PG Tersana Baru, PG Sindanglaut, dan PG Jatitujuh menargetkan produksi gula sebesar 84,8 ribu ton yang meningkat 48 persen dari raihan tahun sebelumnya di 57,2 ribu ton.