Panennews.com – Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani bersama Badan Kerja Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI mendampingi rombongan dari 45 perwakilan parlemen dunia.
Adapun mereka berkunjung ke Kawasan Tahura Tanjung Benoa, Badung, Bali pada Selasa (21/05/2024). Wilayah konservasi ini merupakan bagian dari restorasi hutan milik negara.
Kunjungan ke Kawasan Tahura Tanjung Benoa ini merupakan salah satu rangkaian sesi pertemuan Parlemen dalam rangka Forum Air Dunia ke-10.
Tentunya, ini adalah salah satu bentuk upaya Indonesia untuk menunjukan komitmen nyata melindungi keanekaragaman hayati.
Kawasan yang didominasi oleh air payau, mangrove, dan pembangkit tenaga solar itu dibangun oleh Kementerian PUPR dengan dukungan pemerintah daerah setempat.
“Inilah representasi Indonesia yang berupaya menjaga keselarasan antara manusia dan hayati dengan menjaga kelestariannya termasuk air. Maka dari itu, restorasi hutan menjadi vital untuk dipertimbangkan sesuai yang diamanatkan dalam Perjanjian Paris,” ujar Puan.
Sebagai informasi, Kawasan Konservasi Mangrove Taluma di Teluk Benoa, yang merupakan salah satu tonggak ketahanan ekologi dan masyarakat di Bali.
Memiliki luas 1.400 hektar, kawasan ini mewakili hampir 63 persen hutan bakau di Bali, memberikan peran penting terhadap lingkungan dan mata pencaharian penduduk setempat.
“Makna penting hutan bakau di Benoa tidak hanya sekadar ukurannya saja. Ekosistem terbentuk menjadi pusat keanekaragaman hayati, yang mencakup habitat yang kompleks dan kaya akan jalinan berbagai jenis tumbuhan seperti terumbu karang, padang lamun, dan dataran pasang surut. Mereka tidak hanya merupakan penghalang pelindung alami, namun juga penting untuk melindungi kualitas air bagi masyarakat pesisir,” ujar Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Lebih lanjut, Hutan bakau dinilai sangat penting bagi keseimbangan ekologi dan perekonomian lokal karena bertindak sebagai sistem penyaringan alami, melindungi terumbu karang dan padang lamun dari polusi dan sedimentasi.
Secara global, manfaat ekonomi tahunan dari restorasi mangrove dan ekosistem pesisir berkisar antara 27-37 miliar USD.
Lebih jauh, hutan bakau mampu menyimpan karbon tiga kali lebih banyak dibandingkan tipe hutan lainnya, hutan bakau memiliki potensi stok karbon sekitar 35.300 ton.
“Maka dari itu, tidak asing jika mangrove merupakan sekutu yang tangguh untuk melawan perubahan iklim yang ekstrem” tutupnya.