Panennews.com – Kementerian Pertanian bersama Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) menggelar kick off pelaksanaan Horticulture Development in Dryland Areas Project¬ (HDDAP).
Kegiatan tersebut berupa pengelolaan kawasan hortikultura terpadu hulu hingga hilir di 10.000 hektar lahan kering di 13 kabupaten di 7 Provinsi seluruh Indonesia, Kamis (30/05/2024).
Direktur Jenderal Hortikultura sekaligus Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengatakan bahwa Kehadiran HDDAP diproyeksikan mampu menjawab berbagai tantangan hortikultura nasional.
HDDAP digadang mampu mengungkit dan mengakselerasi pengembangan hortikultura nasional menjadi lebih maju dan mendunia.
”HDDAP bertujuan mengkonsolidasikan 10 ribu hektare lahan kering dan petani hortikultura secara berkelanjutan dalam wadah Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) di 13 Kabupaten untuk menghasilkan produk hortikultura berkualitas sesuai kebutuhan domestik, industri, dan ekspor. Output yang akan dicapai adalah terkonsolidasinya 10 ribu hektare lahan kering dan petani hortikultura secara berkelanjutan di lokasi HDDAP. Selain itu ditargetkan terbentuknya 13 KEP yang bankable di 13 kabupaten lokasi,” ujar Prihasto.
Selain itu, kegiatan ini juga seiring program Presiden terpilih yakni makan siang gratis di mana kita perlu menghasilkan produksi hortikultura yang berkualitas.
Sebagai Executing Agency HDDAP, Prihasto mengajak seluruh stakeholder dan mitra kerja HDDAP di tingkat pusat maupun daerah, untuk bahu membahu bersinergi mensukseskan kegiatan ini.
”Total luas lahan 10 ribu hektare ini nantinya akan digunakan untuk pengembangan cabai, bawang merah, mangga, durian, manggis, jeruk, sayuran daun, tanaman obat dan aneka buah lainnya. Penentuan lokasi di 13 Kabupaten dari total 514 Kabupaten di Indonesia disebut telah melalui serangkaian proses perencanaan panjang melalui Feasibility Study (FS) serta SID” lanjut Prihasto.
Ke depan, kelembagaan ekonomi petani atau KEP berperan sebagai ujung tombak pelaksanaan HDDAP. KEP tersebut akan mengkonsolidasikan lahan dan petani untuk menghasilkan produk hortikultura yang bermutu sesuai kebutuhan pasar secara berkelanjutan.
Sekilas tampak sederhana, namun dalam praktiknya nanti saya pastikan akan sangat kompleks dan dinamis. KEP dituntut mampu menjadi penghubung semua subsistem yang terbangun dalam HDDAP dari hulu hingga hilir berbasis permintaan pasar.
Kegiatan HDDAP menghadirkan model kemitraan bisnis yang saling menguntungkan antara KEP dengan sektor swasta. Hingga hari ini telah teridentifikasi 17 private sector yang siap terlibat dalam kegiatan HDDAP.
Melalui kegiatan HDDAP yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 hingga 2028, diharapkan akan menghasilkan dampak ekonomi yang luar biasa bagi petani hortikultura.
Sementara itu, Senior Water Resources Specialist ADB, Junko Sagara dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa program HDDAP yang diwadahi oleh ADB dan IFAD dengan total anggaran Rp 1,7 triliun ini akan berlangsung selama 5 tahun berjalan.
“HDDAP ini akan membantu 25 ribu kelompok tani, termasuk 5000 petani wanita di 7 provinsi, 13 kabupaten se-Indonesia,” paparnya.
Dirinya menyebut, nilai tambah pada program ini di antaranya aspek modernisasi pertanian, mendorong kerja sama petani dengan sektor swasta, mendorong permintaan pasar serta meningkatkan kapasitas kelompok tani yang berorientasi pada pelayanan bisnis.