Panennews.com – Harga beras di akhir bulan Februari ini menduduki harga tertinggi. Sebelumnya, kisaran harga beras berada di angka Rp11.000 – Rp12.000, kini mencapai angka Rp19.000.
Tingginya harga beras ini menjadi permasalahan yang sangat serius, mengingat bahwa beras menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Selain harga beras yang tinggi, permintaan beras di masyarakat pun ikut tidak terbendung. Sehingga selain menekan harga beras, pemerintah harus menyediakan stok pangan ini mengingat bahwa dalam beberapa minggu memasuki bulan puasa, yang mana permintaan beras akan naik 10% dari bulan biasa.
Menyikapi kenaikan harga dan permintaan beras yang signifikan, pemerintah daerah NTB melakukan berbagai langkah konkret guna menjaga stok pangan, khususnya menjelang puasa-lebaran ini.
Hal ini diungkapkan oleh Asisten II Setda NTB, H. Fathul Gani pada Senin kemarin, bahwa ketersediaan beras NTB aman hingga lebaran.
“Langkah konkret itu yang mengeluarkan stok-stok cadangan kita dengan mengeluarkan operasi pasar, gerakan pasar murah, itu yang memang menjadi prioritas. Mengendalikan gabah kering, kan sudah ada peraturan gubernur kita, itu yang kita optimalkan, terkait itu yang kita harus konkritkan,” ungkap Fathul Gani, Jumat (01/03/2024).
Selain itu, ia juga memastikan bahwa stok beras NTB sampai dengan lebaran ini aman terkendali. Namun, untuk jangka Panjang sampai akhir tahun nanti, ia belum memastikan langkah apa yang harus ditempuh, sehingga kemungkinan untuk mengimpor beras bisa saja dilakukan.
“Opsi itu pasti, mungkin saja kita lakukan ketika stok dalam daerah kita kurang, mau tidak mau, opsi itu akan kita lakukan ketika casdangan stok lokal kita minimal,” katanya.
Adanya kekhawatiran masyarakat terkait lonjakan harga beras yang kian tinggi menjelang puasa mengakibatkan banyak masyarakat menyiapkan stok dengan melakukan pembelian beras secara terus-menerus. Oleh karena itu, banyak pedagang di pasar melakukan pembatasan penjualan beras.
“Pasar melakukan pembatasan penjualan, itu bagus sebagai antisipasi, jangan kita panik, nasi sudah punya stok 10, lagi beli untuk 15-20, jadi udah, gunakan beras yang ada dulu, kalau udah abis baru kita beli,” jelasnya.
Terkait dengan kekhawatiran masyarakat tersebut, Gani mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu panik karena pemerintah akan melakukan berbagai upaya guna menekan harga dan menyeimbangkan kebutuhan pangan khususnya menjelang puasa ini.
“Ini yang akan kita kendalikan, makanya hari ini kita sudah ketemu dengan bulog sama BPS untuk kita bicarakan,” tambahnya.