Panennews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) mendistribusikan 21.000 dosis vaksin Anthrax di Wonogiri, Klaten dan Sukoharjo.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Anthrax, yang terjadi di Gunung Kidul dan Sleman, baru-baru ini.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng Agus Wariyanto mengatakan, distribusi vaksin anthrax dilakukan secara bertahap ke tiga kabupaten itu.
Langkah antisipasi tersebut dilakukan untuk melindungi ternak maupun peternak, mengingat penyakit itu bersifat zoonosis atau dapat menular dari hewan ke manusia.
“Total vaksin yang diserahkan adalah 21.000 dosis. Untuk Klaten dan Sukoharjo masing-masing 5.000 dosis, sedangkan Wonogiri 8.000 dosis yang telah diserahkan. Ini ditambah juga 3.000 dosis, masing-masing 1.000 dosis untuk ketiga wilayah itu,” ujar Agus, Selasa (19/03/2024).
Ia menyebutkan, prioritas vaksinasi dilakukan untuk ternak yang ada di perbatasan Gunung Kidul dan Sleman. Vaksinasi telah dilakukan sejak minggu lalu, seperti yang dilakukan di Desa Kerten, Katekan, Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, yang berbatasan langsung dengan Gunung Kidul.
Selain vaksin, juga diserahkan bantuan desinfektan untuk ketiga wilayah tersebut. Dengan upaya itu, diharapkan mampu menyekat persebaran kasus anthrax, agar tidak menjangkit di Jateng.
Agus mengungkapkan, berdasarkan Data Disnakkeswan Jateng, hingga kini Jateng masih dinyatakan bebas Anthrax. Meski demikian, kasus tersebut pernah terjadi di provinsi ini beberapa waktu silam.
Diantaranya, pada 1990 di Kabupaten Klaten, 1991 Kabupaten Semarang, 1991 dan 1992 Kota Surakarta. Selain itu, wilayah Boyolali juga pernah terjangkit Anthrax pada 1990 hingga 1992, dan terakhir 2012. Adapula Karanganyar pada 1992, Kabupaten Pati pada 2007, Kabupaten Sragen pada 2010 dan 2011, serta Kabupaten Wonogiri.
“Kabupaten yang berbatasan dengan Gunung Kidul harus tetap waspada, dengan melakukan vaksinasi dan desinfeksi di pasar hewan maupun rumah potong hewan,” imbuh Agus.
Seperti diketahui, kasus anthrax kembali menjangkit di wilayah DI Yogyakarta. Dilaporkan, kasus tersebut terjadi di Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul dan Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan RI Nuryani Zainuddin mengimbau warga agar tidak mengonsumsi hewan yang diduga terpapar Anthrax.
Dikutip dari laman Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan RI, kasus penularan penyakit tersebut karena konsumsi daging yang terjangkit Anthrax.
“Saya minta masyarakat tetap waspada, dan tidak menjual dan memotong hewan sakit apalagi mengonsumsinya,” pinta Nuryani.