Panennews.com – Bank Indonesia Mataram terus mendorong peningkatan produksi vanili untuk mendorong ekspor non tambang Provinsi Nusa Tenggara Barat, salah satunya dari komoditas Perkebunan. Diharapkan masuknya valuta asing (valas) akan makin lebih deras.
Seperti diketahui Vanili merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang pasar cukup menjanjikan di pasar global. Di Amerika Serikat saja, permintaan buyernya unlimited untuk vanili organik.
Karena peluang yang cukup menjanjikan secara ekonomi ini dari tahun 2011, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para petani vanili.
Vanili sudah dikembangkan sejak lama di kawasan pegunungan Rinjani.
Demikian juga dikawasan pegunungan Tambora, Dompu Pulau Sumbawa.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, Berry A. Harahap, bersama Deputy Bidang Ekonomi Moneter, Winda Putri Listya, Jumat (16/2/2024) melakukan pertemuan dengan petani-petani vanili di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur (Lotim).
Para petani dari kelompok petani vanili Gerok Sokong (Saling Bahu Membahu) mengaku begitu bersemangat mengembangkan budidaya vanili karena menjanjikannya harga jual di pasar global.
Petani juga mengembangkannya secara modern untuk menghasilkan kualitas produksi yang diinginkan.
Budidaya vanili di Sajang kini banyak digeluti oleh petani-petani millenial.
Petani vanili di Sajang ini sudah lama dibina oleh UD. Rempah Organik Lombok, satu-satunya eksportir vanili di Provinsi NTB yang sudah menjalin kontrak kerjasama jangka panjang dengan buyer dari Amerika Serikat.
Di luar negeri, vanili dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat berbagai produk turunan.
Produk turunan dimaksud antara lain, untuk campuran makanan, hingga pewangi.