Inilah Metode Budidaya Ikan Nila Salin Paling Menghasilkan

oleh -22 views
Petambak nila salin menyortir ikan selepas panen (Panennews.com/Ahmad M)
Petambak nila salin menyortir ikan selepas panen (Panennews.com/Ahmad M)

Panennews.com – Wilayah Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, selama ini dikenal sebagai sentra ikan nila salin di Pantura Timur, Provinsi Jawa Tengah.

Meski begitu, metode budidaya petambak masing-masing berbeda. Cara penanganan nila salin yang beragam ini, membuat hasil produksi satu dengan yang lain pun tak sama.

Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Murya Tunggulsari, Suwondo mengatakan, ada tiga metode yang biasa diimplementasikan petambak.

Ketiganya adalah metode tradisional, tradisional plus, dan yang terakhir adalah semi intensif.

“Tambak nila salin di sini metodenya berbeda. Karena perbedaan tersebut, hasilnya juga berbeda,” ujarnya, Sabtu (11/11).

Suwondo menjelaskan, budidaya metode tradisional dalam sekali panen, petani biasanya hanya menghasilkan 1-2 ton ekor ikan.

Baca Juga :   KKP : Indikasi Geografis, Tingkatkan Daya Saing Produk Kelautan Dan Perikanan

Sementara dengan cara tradisional plus, petani mampu memanen ikan nila salin sebesar 3-4 ton per panen.

Sedangkan untuk metode semi intensif adalah yang paling efektif, dimana petambak bisa meraup sebanyak 5-6 ton setiap kali panen.

“Metode semi intensif cenderung lebih banyak menghasilkan. Ini karena tambak dipasang kincir air dan sumur bor. Tentu biaya modal yang dikeluarkan jauh lebih besar,” bebernya.

Setiap hektare, petambak biasa menebar benih atau burayak ikan nila sebanyak 100.000 ekor.

Hanya saja untuk musim kemarau seperti sekarang ini, jumlah burayak yang dimasukkan ke tambak dikurangi 30 persen. Untuk menghindari kesulitan akses air tawar yang nantinya dicampurkan ke air asing atau payau di lahan pertambakan.

Baca Juga :   Banyak Kendala, Legislator Minta Pemerintah Permudah Regulasi Ekspor Ikan Hias

Suwondo mengungkapkan, di Desa Tunggulsari sedikitnya ada 147 hektare tambak ikan nila salin. Lantaran mayoritas warga bekerja sebagai petambak ikan.

“90 persen warga di sini membudidayakan ikan nila salin. Memang kebanyakan bermatapencaharian sebagai petambak,” terangnya.

Suwondo mengaku, bulan November ini adalah berkah bagi petambak ikan nila salin. Mengingat harga saat ini mengalami kenaikan yang signifikan.

“November ini harganya bisa mencapai Rp24.000 per kilogramnya. Ini tergolong tinggi harganya. Karena Agustus lalu sempat hancur hanya Rp18.000, isi tiga sampai enam ekor. Kalau harga normal biasanya Rp22.000,” bebernya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.