Kementan Optimis Jaga Pertanaman Di Masa Kemarau Panjang

oleh -14 views
ilustrasi sawah kering
Ilustrasi Lahan Pertanian yang Kekeringan - Foto : Pexels

Panennews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa diperkirakan pada bulan Agustus hingga September merupakan puncak musim kemarau 2023.

Musim kemarau tahun 2023 semakin diperparah dengan adanya fenomena El Nino, sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi produktivitas pangan.

Menyikapi kondisi ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan Kementan tetap optimis dan telah melakukan beberapa langkah strategis menghadapi dampak fenomena El Nino yang berakibat pada sektor pertanian.

Adapun langkah penanganan yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah, yakni berupa percepatan tanam pada wilayah yang masih terdapat sumber air, menanam komoditi tanaman pangan yang lebih hemat air (padi tahan kering), varietas umur pendek, menanam jagung atau kacang-kacangan, dan normalisasi saluran untuk drainase dan menyiapkan sumber air alternatif.

Baca Juga :   Petani Milenial Gunungkidul Gelar Panen Raya Bawang Merah

“Salah satu langkah yang dilakukan adalah tetap melakukan pertanaman pada lokasi yang masih tersedia air atau dekat dengan sumber air,” kata Suwandi di Jakarta, Selasa (03/10/2023).

Selain itu, Suwandi juga menegaskan ada beberapa upaya antisipasi menghadapi musim kemarau dan El Nino 2023 yang dilakuka.

Pertama, percepatan tanam pada daerah-daerah yang masih turun hujan. Kedua, menggunakan varietas toleran kekeringan.

Lebih lanjut ketiga, meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait sistem pengairan, perbaikan drainase, penyiapan pompa air, panen air hujan, pembangunan/rehabilitasi sarana penampungan air/pengaliran air tersier.

“Keempat, mengoptimalkan sumur bor, pompa air, embung atay longstorage. Pemanfaatan sarana yang dimiliki seperti pompa air, juga merupakan salah satu upaya antisipasi menghadapi kekeringan,” ucapnya.

Baca Juga :   Perhutanan Sosial Konsep Bagus, Menjaga Kelestarian Hutan Sekaligus Mensejahterakan Masyarakat

Lebih lanjut Suwandi menyebutkan Kementan memiliki empat strategi utama dalam menghadapi dampak fenomena El Nino yaitu antisipasi dini, adaptasi, mitigasi dan kolaborasi.

Sementara itu, langkah operasional untuk melaksanakan strategi itu adalah berupa Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino dilakukan dengan kegiatan tambah luas tanam 500 ribu hektar.

Adapun hal ini di 10 provinsi dan 100 Kabupaten yang sudah dipetakan cocok dilakukan tambah luas tanam pada bulan Agustus dan September ini, perluasan areal tanam, dan percepatan tanam untuk meningkatkan indeks pertanaman.

“Progressnya terus kami monitor dengan melakukan koordinasi antara pusat dan daerah, serta terjun langsung ke lapangan,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.