Panennews.com – El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah, berpotensi mengakibatkan berkurangnya curah hujan dan menimbulkan kekeringan di Indonesia.
Kondisi ini diperkirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan mengalami puncaknya di Indonesia sekitar bulan Oktober- November. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah mitigasi.
“Pemerintah sudah mengantisipasi adanya El Nino dan sudah disiapkan juga instrumen-instrumen untuk mengatasinya,” tutur Wapres di Masjid K.H. Hasyim Asy’ari Ma’had Bahrul Huda di Jl. Letda Sucipto, Perbon, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (10/08/2023).
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, sebagai langkah pertama, dengan melakukan penanaman padi lebih awal di daerah-daerah yang tidak dilanda kekeringan. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kelangkaan stok beras saat terjadinya puncak El Nino.
“Daerah-daerah yang diperkirakan masih bisa ditanami, yaitu sebagian di Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan di daerah Sulawesi Selatan agar dipercepat segera penanamannya,” imbuh Wapres.
Selain penanaman lebih, tambah Wapres, pemerintah juga telah menyiapkan stok beras melalui Bulog dari hasil panen raya petani.
“Kemudian nanti kita sudah menyerap [hasil panen raya petani] untuk menyiapkan stok Bulog,” papar Wapres.
Terakhir, sebagai langkah mitigasi ketiga, pemerintah juga telah menyiapkan opsi impor beras dari negara lain. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk memastikan kecukupan beras bagi masyarakat dalam menghadapi dampak terburuk yang mungkin terjadi akibat El Nino.
“Kita sudah menyiapkan, memang sekarang ini banyak negara yang tidak mau, tapi kita sudah memesan untuk diimpor, sebagai antisipasi, sehingga stok ini diperkirakan cukup saat menghadapi musim El Nino,” tutupnya.