Lahan dan Produksi Menurun, Petani Gunungkidul Mulai Jual Tembakau secara Online

oleh -63 views
Panen tembakau di Purwosari
Panen tembakau di Purwosari, Gunungkidul. (Dok. Pemkab Gunungkidul)

Panennews.com – Menyusutnya lahan dan produksi tanaman tembakau di Kabupaten Gunungkidul, DIY, dari tahun ke tahun membuat petani harus putar otak. Mereka akhirnya menjual hasil panen tembakau secara daring untuk memperluas pasar.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan, luas lahan yang ditanami tanaman tembakau di Gunungkidul tersebar di dua desa, yakni Kalurahan Giritirto dan Giriasih dengan luasan mencapai 68,5 hektare.

Jumlah luasan tanaman tersebut terus menyusut setidaknya dalam tiga tahun terakhir.

“Luas tanaman ini dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Tahun 2021 ada 75,7 hektare dan tahun 2022 ada 71,7 hektare,” kata dia di sela panen tembakau di Kapanewon Purwosari, Sabtu (5/8/2023).

Baca Juga :   Panen Kelengkeng Hawai, Pemkot Semarang : Ini Harus Dikembangkan Lebih Jauh

Selain luas lahan yang mengalami penurunan, menurutnya, jumlah produksi daun basah juga terus berkurang dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021 produksi tercatat 63 ton, sementara tahun 2022 turun menjadi 53 ton.

“Untuk tahun 2023 data yang masuk sementara produksi daun basah tercatat 28 ton,” ungkap Rismiyadi.

Salah satu petani tembakau, Mandoyo, mengatakan, kendala yang dihadapi petani tembakau Gunungkidul menghadapi sejumlah kendala dalam mengembangkan komoditas ini. Antara lain masalah sarana prasarana penyiraman dan pengeringan.

Petani membudidayakan empat varietas tembakau di antaranya Sadana, Jowo, Paiton, dan Kedu.

“Harga jual di tingkat petani saat ini mencapai Rp100.000 – Rp300.000 tergantung varietas tembako,” kata Mandoyo.

Baca Juga :   Pemkab Loteng Alokasikan Miliaran Rupiah Kelanjutan Pembangunan Industri Hasil Tembakau

Selama ini, pemasaran hasil tembakau Gunungkidul hanya mengandalkan pasar lokal, seperti pengepul dan pedagang di wilayah sekitar hingga Kabupaten Bantul.

Namun saat ini para petani tembakau juga mulai membuka peluang dengan menjajakan tembakau melalui dunia maya. Penjualan secara online ini memungkinkan petani menjual tembakau secara luas dan lintas wilayah.

“Pasar online lebih mengarah ke pasar luar daerah,” papar Mandoyo.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, mengatakan, sejumlah wilayah di Gunungkidul menjadi sentra produsen tembakau, seperti Kalurahan Giritirto, Purwosari, ini.

Namun potensi tersebut memerlukan dukungan lebih besar lagi supaya makin berkembang.

“Potensinya luar biasa, memang dibutuhkan pendampingan yang lebih maksimal lagi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.