Panennews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyepakati penguatan kerja sama perdagangan perikanan dengan Tiongkok.
Adapun Unit Pengolah Ikan (UPI) Indonesia akan memperoleh approval number General Administration of Custom of the Republic of China (GACC) melalui China Import Food Enterprise Registration (CIFER).
“Dua protokol kerjasama terkait karantina dan food safety product direncanakan akan segera ditandatangani bersamaan dengan kunjungan Presiden Oktober nanti,” kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Pamuji Lestari di Jakarta Minggu (30/07/2023).
Dikatakannya, Tiongkok menganggap Indonesia sebagai mitra kerja yang sangat bersahabat. Hal ini dibuktikan dengan tetap berjalannya kegiatan ekspor hasil perikanan dari Indonesia ke RRT pada saat pandemi COVID-19.
“Bahkan ada yg mengalami kenaikan dalam hal nilai dan ada juga volume dan setelah pandemi, neraca perdagangan perikanan surplus,” sambungnya.
Selain itu, Tari juga mengatakan penguatan dan fasilitasi perdagangan komoditas perikanan kedua negara akan dibahas secara detail melalui kesepahaman dan finalisasi protokol ekspor/impor produk perikanan dan ikan.
Lebih lanjut, penyelesaian kasus – kasus teknis, terutama terkait registrasi Cifer bagi UPI dan unit usaha pembudidaya ikan (UUPI) pengekspor ke Tiongkok.
Dikatakannya, pihak GACC menyatakan telah menindaklanjuti beberapa kasus teknis dan akan segera menyelesaikan beberapa hal yang masih tertunda atau pending matters.
Lebih jauh, Indonesia dan Tiongkok sepakat untuk terus mempererat hubungan dan komunikasi serta bekerjasama dalam memperluas akses pasar produk perikanan Indonesia, diantaranya tepung ikan, teripang serta produk perikanan jenis lainnya.
Sementara saat ini, 10 komoditas ekspor utama Indonesia ke Negeri Tirai Bambu meliputi rumput laut, cumi – cumi, layur, gulama, sotong, kurisi, udang vannamae, bawal, kepiting, tenggiri.
“Tentu ini peluang mengingat RRT merupakan pasar strategis komoditas perikanan, tentunya akan berdampak besar bagi perekonomia Indonesia ” tutup Tari.