Istri Nelayan Jadi Pengolah Ikan, Upaya Tingkatkan Ekonomi Nelayan

oleh -38 views
Stabilkan Harga dan Pasokan Ikan Saat Musim Puncak Penangkapan Ikan3
Foto : Dok. KKP

Panennews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) fasilitasi kepada istri-istri nelayan di Lampung untuk menjadi pengolah ikan. Fasilitasi tersebut merupakan upaya untuk mendorong kemandirian produksi dan meningkatkan perekonomian nelayan.

“Ketika kita melihat hasil tangkapan bapak-bapak nelayan bisa diolah, ini menjadi tugas kami agar istri-istri nelayan mendapatkan kesempatan tambahan (penghasilan) menjadi pengolah,” terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Budi Sulistiyo di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Senin (22/05/2023).

Selain itu, Budi juga mengatakan, Ditjen PDS untuk pertama kalinya turun dengan tim yang lengkap. Tim tersebut tidak hanya memfasilitasi bimbingan teknis pengolahan ikan, tetapi juga membuka Gerai untuk melayani proses perijinan berusaha, pendataan KUSUKA (Kartu Pelaku Usaha), dan sertifikasi pengolahan hasil perikanan.

Baca Juga :   Menteri Trenggono Bertemu Kepala Bakamla, Bahas Penguatan Patroli Di Laut

Lebih lanjut, dia pun mengapreasiasi Bupati Tanggamus yang telah mendukung penuh pelaku usaha untuk memperoleh kemudahan perizinan-perizinan yang ada. Hal ini kata dia sangat penting dalam mendukung peningkatan daya saing produk.

“Pertemuan ini sangat penting, selain melakukan sosialisasi dan bimbingan mutu, kami juga melakukan pendataan para pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan,” sambung Budi.

Dikatakannya, pendataan ini diperlukan untuk perlindungan dan pemberdayaan pelaku usaha kelautan dan perikanan, percepatan pelayanan, peningkatan kesejahteraan, serta menciptakan efektivitas dan efisiensi program KKP agar tepat sasaran.

“Intinya ada gerai disini supaya bapak-ibu sekalian terdaftar,” jelas Budi.

Baca Juga :   Sinergi Dengan TNI, KKP Tangani Puluhan Ribu Benih Lobster Selundupan

Sementara itu, Bupati Tanggamus, Dewi Handajani menyebut daerahnya memliki panjang pantai 202 km, sehingga dia menganggap wajar jika umumnya masyarakat pesisir bekerja sebagai nelayan.

“Data BPS, ada 5.000 rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai nelayan,” ujar Dewi.

Lebih jauh, adapun bimbingan teknis ini sangat tepat agar para nelayan bisa memiliki produk bernilai tambah dan nilai ekonomi yang lebih baik. Dewi mengajak agar para peserta memperhatikan materi Bimtek dengan seksama karena tidak semuanya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Bimtek seperti ini.

“Semoga dengan mengolah ikan lebih bervariasi bisa membawa nama Tanggamus lebih terkenal dan masyarakat nelayan sekitar akan lebih sejahtera,” tutup Dewi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.