Panennews.com – Pemerintah melakukan impor beras secara bertahap sampai 2 juta ton untuk menjaga ketersediaan stok dan kebutuhan di dalam negeri.
Beras luar negeri ini ditolak masuk ke NTB. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Dr. H. Fathul Gani, M.Si tegas, tidak berharap pemerintah pusat memasukkan beras impor ke NTB.
“Karena kita adalah daerah produsen beras. Bahkan daerah kita menjadi sumber pengiriman beras untuk daerah lain,” kata dia ahir pekan lalu.
Gani menyebutkan produksi beras di NTB dalam lima tahun terakhir mengalami surplus. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), Tahun 2022 produksi padi di NTB dalam bentuk beras sebesar 900.000 ton. Sementara kebutuhan di dalam daerah hanya 500.000 ton, sampai 600.000 ton.
“Artinya, kita masih surplus 300.000 ton, sampai 400.000 ton,” ujarnya.
Dikatakan, saat ini tengah berlangsung musim panen raya. Puncaknya sekitar April 2023 ini. Dimasa panen raya ini, petani harus menikmati harga yang layak atas hasil produksinya.
Di lapangan, harga gabah berkisar antara Rp5.200/Kg, sampai Rp5.700/Kg.
“Biarkan dulu petani menikmati hasil produknya dengan harga yang bagus. Kalau beras impor masuk, ini bisa menganggu lagi harga yang diterima petani,”katanya.
Dikatakannya, pemerintah harus tetap komitmen menurutnya, menjaga kesejahteraan petani. Karena itu, kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas), Gani berharap bijak, mengecualikan Provinsi NTB untuk penyebabaran beras impor.
“Bapanas sudah pasti punya data mana saja wilayah-wilayah di Indonesia yang memang dianggap memerlukan beras impor,” kata Gani.
Menurutnya, pemerintah bakal kembali impor beras sebanyak 2 juta ton pada tahun ini untuk memenuhi stok cadangan beras pemerintah atau CBP.
Terdapat tiga alasan impor beras tersebut harus kembali dilakukan setelah Indonesia sempat swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut.
Adapun negara impor beras sebagaimana direncanakan yaitu India, Pakistan, Myanmar, Vietnam, dan Thailand. Data Bapanas, penyerapan panen raya padi di Aceh dan sejumlah provinsi lainnya saat ini hanya kurang dari 50% dari kondisi normal.