Panennews.com – Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan), Jan Samuel Maringka meninjau pengembangan kopi kualitas dunia di Kelurahan Salubarani, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam meningkatkan produksi kopi Indonesia untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
“Kami melihat bahwa disini hampir setiap hari para petani melakukan panen kopi dan tentunya kopi menjadi potensi dari ekspor Indonesia,”. Ungkap Jan Maringka, Selasa (07/03/2023).
Adapun Kementerian Pertanian saat ini memiliki program peremajaan tanaman kopi sebanyak 10.000 ha yang tersebar di seluruh Indonesia. Program ini penting dilakukan mengingat kopi adalah salah satu produk unggulan ekspor dan penopang ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.
“Di samping itu, Indonesia juga merupakan negara produsen kopi terbesar ke-4 di dunia dengan persentase 6,69 persen dari total produksi kopi dunia. Tentu kita berharap dengan melihat secara langsung dunia mengakui keunggulan kopi Toraja,”. Tuturnya.
Adapun Jan mengungkapkan bahwa sesuai data Dirjen Perkebunan Kementan komoditas kopi memiliki peran dalam pendapatan devisa negara dengan nilai ekspor tahun 2021 senilai 387.264 ton atau mencapai US$ 858.558.
Di sisi lain, laju pertumbuhan volume ekspor kopi meningkat 0,94 persen dari 2020 ke 2021.
“Sedangkan Laju pertumbuhan nilai ekspor kopi 2011-2022 (hingga Sept 22) meningkat 3,62 persen dari 2020 ke 2021,”. Ujarnya.
Selain itu, Jan juga mengatakan, berdasarkan Kepmentan No. 830 Tahun 2016 juncto Kepmentan No 472 Tahun 2018 tentang lokasi kawasan pertanian nasional, pengembangan Kawasan kopi di Indonesia tersebar di 16 provinsi.
Lebih lanjut, alokasi anggaran untuk pengembangan kopi arabika pada tahun 2022 di Kabupaten Tana Toraja mencapai Rp2.596.500.000,00 untuk 600 ha. Sementara di Kabupaten Toraja Utara anggaran yang dijangkau mencapai Rp1.600.000.000,00 untuk 500 ha.
“Yang pasti kita akan bersama sama meningkatkan kembali kejayaan kopi Toraja. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan yang berpotensi ekspor di Toraja, dengan produksi mencapai 3.567,72 ton di Kabupaten Tana Toraja dan 1.667 ton di Kabupaten Toraja Utara setiap tahunnya,”. Ucapnya.
Lebih jauh, Jan berharap pemangku kepentingan yang ada saat ini terus meningkatkan agar kopi asli tanah toraja mendapat tempat di masyarakat seluruh dunia.
“Kita targetkan kopi indonesia menjadi kopi terbaik dunia. Saya kira ni yang harus dipertahankan dan tidak boleh seperti ini saja. Jadi perlu ada kerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan peremajaan,” Tutupnya.