Panennews.com – Penyerapan gabah mengalami penurunan di tingkat peyosohan beras di Desa Bongan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.
Jumlah penyerapan menurun dari 8 ton menjadi 5 ton per hektarnya. Kondisi tersebut disebabkan karena curah hujan turun tidak menentu beberapa hari lalu hingga saat ini.
“Saya rasa memang menurun penyerapan gabahnya sejak hujan turun tidak menentu sampai saat ini”, jelas salah satu pemilik penyosohan beras I Putu Gede Adi Kartika Putra di usaha penyosohan beras miliknya di Desa Bongan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, kemarin, Rabu,(8/2/2023).
Dirinya menyampaikan, selain terjadinya penurunan penyerapan gabah harga gabah di tingkat penebas juga mengalami peningkatan dari sebelumnya.
“Harga gabah di tingkat penebas Rp 5.800,- saat ini sedangkan sebelumnya berkisar di tingkat harga Rp 5.200,- sampai RP 5.400,- perkilonya”, ujarnya.
Menurunnya penyerapan gabah akhirnya berimbas ke peredaran beras yang ikut menurun di pasaran.
“5 sampai 7 ton beras dapat diedarkan sebelumnya akan tetapi saat ini hanya 1 sampai 2 ton beras saja mampu diedarkan perharinya dengan menyasar ke daerah Tabanan serta di seputar Kota Denpasar”, katanya.
Dirinya mengaku dalam menghadapi kondisi tersebut terpaksa melakukan pembagian penyaluran beras.Hal tersebut dilakukan agar peredaran beras tetap merata sehingga tidak menimbulkan kelangkaan di tengah pedangang maupun masyarakat nantinya.
Kartika Putra sangat berharap kepada Pemerintah khususnya Bulog agar bisa saling bersinergi dalam upaya mengatisipasi kelangkaan serta mengontrol harga beras agar tetap stabil saat ini maupun yang akan datang