Panennews.com – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menyampaikan, secara nasional ketersediaan dan pasokan pangan asal ternak hingga Natal dan Tahun Baru aman dan mencukupi. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah melalui Rillis tertulisnya pada Sabtu kemarin, (31/12/2022).
Nasrullah menjelaskan, terkait ketersediaan daging ayam, telur dan daging sapi kerbau saat Nataru sangat mencukupi. Ia sebutkan, berdasarkan prognosa ketersediaan dan kebutuhan daging sapi/kerbau, daging ayam, dan telur ayam secara nasional dan kroscek di lapangan menunjukkan bahwa komoditas pangan asal ternak tersebut terpantau cukup.
Selain itu, Ia sampaikan juga, untuk ketersediaan daging ayam ras tahun ini mencapai 3,71 juta ton dengan kebutuhan mencapai 3,21 juta ton, sehingga terdapat surplus sekitar 0,50 juta ton.
“Ketersediaan telur ayam ras tidak jauh berbeda dengan daging ayam, dimana untuk ketersediaan telur tahun ini sebanyak 5,61 juta ton dengan kebutuhannya sebanyak 5,52 juta ton, sehingga terdapat surplus sekitar 0,09 juta ton”, ungkap Nasrullah. Sedangkan ketersediaan daging sapi/kerbau sebanyak 797.055 ton dengan kebutuhan sebanyak 736.622 ton, sehingga terdapat surplus sebesar 60.433 ton.
Lebih lanjut, Data prognosa tersebut bersumber dari Rakornis Kementerian/Lembaga, Kementerian Koordinator Perekonomian, Badan Pusat Statistik BPS, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, hingga Badan Pangan Nasional.
Nasrullah membeberkan, Stok Nasional Daging sapi hingga 28 Desember 2022 sebesar 127.731 ton, artinya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sampai 60 hari kedepan, sedangkan untuk DKI Jakarta, stok daging sapi 14.600 ton, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 300 hari.
“Stok nasional daging ayam hingga 28 Desember 2022 sebesar 129.761 ton, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai 12 hari kedepan, sedangkan untuk DKI Jakarta stok daging ayam sebesar 10.110 ton, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 29 hari”. Ungkap Nasrullah.
Sementara itu, kegiatan pemantauan ketersediaan pangan ini penting dilakukan pada momen Nataru, karena terdapat potensi kenaikan permintaan bahan pangan asal ternak dan mengantisipasi agar tidak terjadi kelangkaan pasokan yang akan berdampak pada fluktuasi harga.
“Hal ini tentunya untuk menindaklanjuti arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang terus mengingatkan kami agar selalu berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 275 juta rakyat Indonesia yang merupakan prioritas layanan kami,”. Tutup Nasrullah.