Panennews.com – Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan alokasi pupuk bersubsidi yang turun pada tahun 2023, tak sesuai dengan usulan. Selisihnya pun cukup jauh dari jumlah yang diajukan.
Kepala Dispertan Pati, Niken Tri Meiningrum mengatakan, untuk pupuk jenis NPK hanya terealisasi 26.000 ton dari usulan sebesar 50.000 ton lebih.
Sedangkan untuk Urea, kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani dialokasikan 47.000 ton, angka ini sama seperti yang diusulkan.
“Jumlah petani penerima yakni sebanyak 140.000-an. Urea, Alhamdulillah kita bisa terpenuhi sesuai usulan, bisa mendapatkan seratus persen. Tapi yang NPK hanya bisa mendapatkan 50 persen saja,” terangnya, Rabu (25/1/2023).
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati, Narso, mendesak pihak eksekutif untuk menambah alokasi pupuk bersubsidi bagi petani. Terlebih, Pati merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Tengah.
“Memang saat ini beberapa tahun, yang kita ajukan realisasinya kurang. Kita berharap pemerintah (pusat) fokus terhadap perlindungan petani, untuk memberikan subsidi yang lebih besar. Salah satunya dalam wujud pupuk,” jelasnya.
Menyiasati kurangnya jatah pupuk subsidi pada tahun ini, Narso meminta agar instansi terkait menggelar sosialisasi dan edukasi kepada petani untuk mengombinasikan pupuk pabrikan dan organik. Agar tidak terlalu membebani biaya yang dikeluarkan oleh petani.
“Istilahnya pupuk presisi. Mengombinasi pupuk pabrikan dengan pupuk kandang atau organik. Meskipun jumlah pupuk bersubsidi sedikit, produksi petani cukup bagus dengan jeni pupuk (presisi) ini,” terangnya.