Panennews.com – Program lumbung pangan atau populer dikenal sebagai program food estate, menjadi salah satu strategi pemerintah guna memperkuat produksi pangan di dalam negeri di tengah dinamika global yang diliputi ketidakpastian.
Salah satu lokasi pengembangan food estate yaitu Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan komoditas unggulan hortikultura seperti kentang, bawang merah serta bawang putih. Belakangan, sorotan terhadap food estate kembali mengemuka. Tak pelak, para petani di kawasan produksi pangan yang relatif baru dibuka tersebut angkat bicara.
Adapun Amintas Lumban Gaol, Tokoh petani sekaligus Ketua Kelompok Ria Kerja Desa Ria Ria mengaku kaget saat dikonfirmasi pemberitaan kegagalan di lokasi food estate.
“Siapa yang bilang gagal? Tanyalah langsung ke kami kalau mau tau yang sebenar benarnya. Saya sendiri pelaku sejarah food estate sejak persiapan dibuka sampai sekarang. Saya merasakan sendiri manfaat program Pak Jokowi ini,”. Ungkap Amintas dengan nada keras, Senin, (30/01/2023)
Menurutnya, sejak lahan tidur di daerahnya dibuka oleh Kementerian Pertanian tengah hingga akhir tahun 2020 lalu, banyak perubahan yang dirasakan masyarakat setempat.
“Kami jadi punya lahan budidaya. Bisa tanam bawang dan kentang. Jalan juga dibagusin. Pengairan juga dibuatkan. Sarana lain diberikan pemerintah secara cuma-cuma. Hasil produksinya pun makin kesini juga makin bagus, asalkan petani ulet dan rajin mengolah lahan,”. Tuturnya. Terkait sorotan miring terhadap Kementan, dirinya spontan membantah.
Sementara itu, Haposan Siregar, tokoh adat sekaligus petani setempat mengaku heran dengan opini yang menyebut kegagalan program food estate di daerahnya.
“Coba tengoklah sendiri ke lahanku. Apanya yang gagal? Sejak awal tanam sampai sekarang, ada lah hasilnya. Bawang putih pun bagus disini,” kata Haposan. “Kami tak terima kalau dibilang gagal, karena kami tau program Bapak Jokowi ini bertujuan baik untuk kami. Tengoklah, banyak petani yang memang rajin ke lahan, hasilnya pun bagus. Kami inginnya program ini dibagusin dan dilanjutkan, bukan dihentikan” ujarnya.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyebut program Food Estate di Kabupaten Humbahas merupakan hasil kerja bersama berbagai pihak.
“Kami di Kementerian Pertanian mendapatkan mandat untuk bersama-sama stakeholder terkait membangun kawasan food estate di Humbahas. Kami bekerja sesuai perencanaan dan hasil survey investigasi desain atau SID. Kami merintis pembukaan lahan yang benar-benar baru di area hamparan seluas 215 hektar, ternyata hasil produksinya cukup baik untuk ukuran perdana. Seiring proses perbaikan sifat fisik kimia tanah, pemantapan prasarana irigasi dan jalan serta pendampingan ke petani, produktivitasnya menunjukkan trend perbaikan,”. Tutup Prihasto.