KKP Dukung Pengembangan SDM di Ternate

oleh -17 views
no_images_available

Panennews.com- Dalam rangka mewujudkan optimalisasi pembangunan kelautan dan perikanan serta program prioritasnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor kelautan dan perikanan. Upaya tersebut dilakukan salah satunya melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi.

Kali ini sinergi dengan perguruan tinggi dilakukan KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) dengan Universitas Khairun (Unkhair) di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, tentang Pengembangan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Kelautan dan Perikanan. Ruang lingkupnya meliputi pengembangan sistem penyelenggaraan pendidikan kelautan dan perikanan, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan pemanfaatan sarana dan prasarana.

Pada Kamis (17/2/2022), Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro hadir di Unkhair dalam rangka sinergi tersebut sekaligus menyampaikan kuliah umum berjudul “Membangun SDM Unggul dalam Mengisi Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Indonesia”. Dalam paparannya, ia menyampaikan program prioritas yang menjadi terobosan KKP. Pertama, penerapan kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan untuk keberlanjutan ekologi. Kedua, pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor, dengan komoditas unggulan di pasar global, di antaranya udang, lobster, kepiting dan rumput laut. Ketiga, pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Guna mewujudkan keberhasilan program tersebut, diperlukan SDM unggul di sektor kelautan dan perikanan. Untuk itu, BRSDM melakukan berbagai upaya peningkatan kapasitas SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan.

Pendidikan tersebut merupakan pendidikan formal yang diselenggarakan secara vokasi, melalui pendekatan teaching factory, yang memasukkan dunia usaha dan industri ke dalam kampus, dengan porsi praktik 70 persen dan teori 30 persen. Sebanyak 55 persen kuota peserta didik diisi oleh anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam, yang dibiayai negara.

Baca Juga :   Kementerian Pertanian Raih Penghargaan Komunikasi Publik di AMH 2021

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pendidikan tinggi di lingkungan KKP menerapkan sistem pendidikan vokasi di bidang kelautan dan perikanan yang mencetak lulusan unggul dan berjiwa wirausaha, sehingga lulusan siap kerja dan dapat diterima dengan mudah di dunia usaha dan industri.

“Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam rapat terbatas tanggal 4 Agustus 2021, dimana pemerintah diminta untuk terus meningkatkan kapasitas serta mutu pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menyiapkan sumber daya manusia unggul sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha,” ujar Menteri Trenggono pada wisuda satuan pendidikan KKP tahun lalu.

Kusdiantoro menyampaikan, satuan pendidikan KKP terdiri 11 satuan pendidikan tinggi dan sembilan satuan pendidikan menengah. Satuan pendidikan tinggi tersebut terdiri dari satu Politeknik AUP (kampus Jakarta, Bogor, dan Serang); sembilan Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP) di Dumai, Karawang, Pangandaran, Sidoarjo, Jembrana, Bone, Bitung, Kupang, dan Sorong; serta satu Akademi Komunitas di Wakatobi. Adapun satuan pendidikan menengah terdiri dari sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) di Ladong, Pariaman, Kota Agung, Tegal, Pontianak, Bone, Kupang, Waiheru, dan Sorong. Saat ini tengah diproses peningkatan beberapa SUPM menjadi Politeknik KP, antara lain di Aceh, Pariaman, dan Maluku.

Sementara itu, pelatihan dilakukan BRSDM melalui Balai Diklat di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung, Ambon, dan Sukamandi, dengan wilayah kerja masing-masing yang mencakup seluruh Indonesia, ditambah 263 Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) sebagai mitra BRSDM di seluruh provinsi di Indonesia.

Adapun kegiatan penyuluhan berupa pendampingan kelompok-kelompok usaha masyarakat kelautan dan perikanan oleh para penyuluh yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota se-Indonesia. Para penyuluh tersebut sehari-harinya bertugas secara mobile mendampingi kelompok-kelompok tersebut di wilayah kerjanya masing-masing dalam meningkatkan usaha mereka dan melaporkannya secara berkala.

Baca Juga :   Menteri Trenggono: Pemutakhiran HPI untuk Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan

Pada masa pandemi Covid-19, BRSDM melakukan percepatan melalui inovasi pelatihan daring dan blended system, yang tidak mengenal batas wilayah, waktu, dan usia, sehingga lebih efisien. Pelatihan daring dilaksanakan sepenuhnya secara daring dengan bahan praktik yang disiapkan sendiri sebelumnya oleh peserta untuk kemudian mengikuti materi dan demonstrasi pelatihan yang diberikan oleh widyaiswara dan instruktur melalui aplikasi digital. Sementara pelatihan blended system merupakan kombinasi antara daring dan tatap muka. Widyaiswara dan instruktur memberikan materi secara daring, sementara penyuluh perikanan mendampingi peserta di lokasi untuk melakukan praktik langsung.

Di akhir paparannya, Kusdiantoro menyampaikan peluang dan dukungan akademisi dan mahasiswa Unkhair. Peluangnya antara lain mengenali permasalahan, mengelola sumber daya, dan mencari solusinya dengan berbagai inovasi-inovasi; meningkatkan kapasitas diri dengan terus belajar, meningkatkan keterampilan, serta memperluas wawasan dan jaringan; melalui program Pengabdian Masyarakat dapat mengedukasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya kelautan perikanan secara bertanggung jawab; inovasi peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan untuk peningkatan kesejahteraan; serta membangun usaha baru dan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan dengan teknogi digital melalui startup atau kickstarter.

“Dukungan dan peran perguruan tinggi untuk pembangunan kelautan dan perikanan antara lain pengetahuan atau learning center; pembelajaran atau center of excellent; diseminasi atau pelibatan publik; scientific based, riset, inovasi, dan solusi; kolaborasi dan knowledge sharing; serta penyedia SDM dan pelibatan generasi milenial,” tutup Kusdiantoro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *