Panennews.com-Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak generasi muda khususnya milenial untuk menangkap peluang bisnis di sektor pertanian. Menurutnya, peluang tersebut sangatlah besar mengingat produk pertanian Indonesia banyak disukai masyarakat dunia. Baginya, pertanian merupakan pendorong utama dalam menciptakan ekonomi berkelanjutan.
“Kita dorong terus ekonomi berkelanjutannya, melalui pemberdayaan UMKM, terutama tantangan bagi generasi milenial dalam merebut peluang akses pembiayaan yang memiliki ekosistem ekonomi hijau,” ujar Mentan dalam webinar bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa, 28 Desember 2021.
Mentan mengatakan, Indonesia adalah negara terbesar ke-4 di dunia yang memiliki alam subur dan bisa menjadi peluang besar dalam menarik pasar global. Disisi lain, Indonesia merupakan negara besar yang juga memiliki jumlah penduduk besar.
“Kalau begitu Allah memang sudah berpihak pada Indonesia. Harusnya anak-anak kita mampu mengoptimalkan pemberian dari tuhan ini. Matahari dan angin yang tidak pernah berhenti adalah modal yang sangat besar. Hujan dan air yang dimana saja ada dengan kontur tanah mulai dari pantai, pulau, dataran rendah, bukit sampai gunung dengan ketinggian yang sampai membuat cukup ruang untuk masyarakat bisa melakukan apa saja yang bermanfaat bagi kehidupan,” katanya.
Dikatakan Mentan, sektor pertanian adalah ruang terbuka yang bisa membuat masyarakat sejahtera. Hal ini bisa dilihat dari berbagai data yang dikeluarkan BPS, baik untuk produksi yang semakin meningkat, maupun ekspor yang semakin melesat. Belum lagi data Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai indikator kesejahteraan petani, yang juga sama-sama meningkat.
“Artinya bicara pertanuan itu bicara semua aspek, mulai dari makanan sampai lapangan pekerjaan. Apakah yang paling tersedia dalam negara dan bangsa ini untuk bisa mensejahterakan kehidupan?
menurut saya pertanian lah. Pertanian itu bicara keterbukaan ekosistem ekonomi dalam bentuk apa saja,” tutupnya.
Berdasarkan catatan BPS, ekspor Pertanian Januari-November 2021 mencapai 569,11 triliun atau naik 42,47 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020. Sebagian besar dari nilai tersebut merupakan kontribusi dari sektor perkebunan.